Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LPS Sebut Kinerja Perbankan Stabil di Tengah Pandemi

Kompas.com - 09/02/2021, 13:16 WIB
Yohana Artha Uly,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyatakan kinerja sektor perbankan stabil di tengah pandemi Covid-19.

Hal ini tercermin dari beberapa indikator, terutama risiko likuditas perbankan.

Dewan Komisioner LPS Didik Madiyono mengatakan, likuditas perbankan nasional masih terjaga baik dengan loan to deposit ratio (LDR) berada di level 82,24 persen pada Desember 2020.

Baca juga: LPS: Suku Bunga Simpanan Perbankan Diproyeksi Terus Turun

"Di tengah pandemi, kinerja perbankan Indonesia tetap stabil. Kondisi likuiditas perbankan masih pada level yang cukup longgar dan memadai," ujar Didik dalam webinar Infobank, Selasa (9/2/2021).

Didik menjelaskan, likuditas perbankan ditopang oleh perbaikan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh 11,11 persen di akhir 2020.

Pertumbuhan ini hampir dua kali lipat dari posisi akhir 2019 yang tumbuh 6,54 persen.

Kendati demikian, kinerja perbankan cukup buruk dalam penyaluran kredit yang terkontraksi -2,41 persen di Desember 2020.

Didik menilai, penurunan kredit di dorong rendahnya permintaan akibat dampak pandemi Covid-19.

Baca juga: LPS: Suku Bunga Simpanan Perbankan Diproyeksi Terus Turun

Seperti diketahui, sektor riil sangat terimbas karena pembatasan yang dilakukan pemerintah di sejumlah wilayah sebagai upaya menekan transmisi virus corona.

Di sisi lain, daya beli sebagian masyarakat juga turut melemah sepanjang pandemi.

"Maka saat ini, KSSK juga sedang mengupayakan untuk memformulasikan kembali bantuan stimulus yang lebih terintergrasi antar sektor dan otoritas, tujuannya untuk memacu pertumbuhan kredit di 2021," ujar Didik.

Dari sisi kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) juga semakin menunjukkan perbaikan dengan mencapai 3,06 persen di Desember 2020.

Lebih rendah dari tingkat NPL pada bulan sebelumnya yang sebesar 3,18 persen.

Baca juga: Rencana Holding Ultra Mikro Dorong Saham BBRI Melambung

Didik mengatakan, kinerja NPL tersebut tak lepas dari kebijakan relaksasi restrukturisasi kredit yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Kebijakan relaksasi tersebut berlaku hingga Maret 2022.

"Namun demikian perbankan harus tetap mewaspadai riisiko kredit dengan terus menjaga dan meningkatkan kualitas sistem manajemen risikonya," imbuh dia.

Didik menambahkan, dengan mulai dilakukannya vaksinasi pada tahun ini diharapkan pemulihan ekonomi bisa segera terjadi. 

Sebab, mobilitas masyarakat berangsur pulih sehingga meningkatkan daya beli dan permintaan.

Baca juga: Impor Elpiji Diprediksi Kembali Melonjak, Ini Penyebabnya

Dengan demikian, permintaan kredit dari dunia usaha pun bisa meningkat untuk kebutuhan ekspansi bisnis. Sehingga kinerja perbankan pun bisa turut membaik.

"Saat daya beli masyarakat mulai pulih, maka kinerja pebankan pun akan mengikuti, seiring dengan pemulihan ekonomi yang terjadi secara berangsur-angsur," pungkas Didik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Whats New
Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Whats New
IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com