Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mentan Minta Pemda dan Petani Optimalkan Food Estate Sumba Tengah

Kompas.com - 16/02/2021, 12:46 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo meminta, pemerintah daerah dan petani bisa mengoptimalkan potensi lumbung pangan (food estate) Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Sebab dengan begitu food estate diyakini mampu menopang roda ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sumba.

"Dengan varietas yang unggul dan sistem pengelolaan yang sudah modern, semua lahan di food estate ini bisa mencapai hasil maksimal, bahkan memberi kehidupan yang lebih baik," ujar Syahrul saat meninjau food estate Sumba Tengah seperti dikutip dalam keterangannya, Selasa (16/2/2021).

Baca juga: Jumlah Penumpang Transportasi Umum Dibatasi, Pembebasan Pajak Mobil Jadi Solusi?

Ia memastikan, pemerintah bakal membangun lebih banyak sarana dan prasarana produksi yang dibutuhkan para petani. Diantaranya pupuk, benih unggul, serta alat mesin pertanian (alsintan).

Selain itu, dalam waktu dekat akan dibangun sumur bor tenaga surya (solar cell) yang terintegrasi dengan saluran air untuk persawahan yang ada di 5 zona food estate Sumba Tengah.

Zona tersebut terdiri dari zona 1 di Desa Umbu Pabal, zona 2 di Desa Umbu Pabal Selatan, zona 3 di Desa Elu, zona 4 di Desa Makatakeri dan zona 5 di Desa Tanamodu, Kecamatan Katikutana Selatan.

Namun selain ketersediaan sarana dan prasarana, kata Syahrul, untuk bisa mengoptimalkan potensi food estate Sumba Tengah tetap diperlukan kerja sama antar petani dan pengelolaan pertanian yang baik.

"Makanya hasilnya juga harus maksimal. Paling tidak 2 sampai 3 kali lipat lah," kata dia.

Baca juga: Direksi LPI Resmi Dilantik, Sri Mulyani Jamin Tak Akan Bernasib seperti 1MDB

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi menambahkan, pihaknya memastikan akan segera membuat sarana dan prasarana produksi, bersamaan dengan semua kelengkapan infrastruktur yang dibutuhkan para petani.

"Semua kebutuhan petani sudah kita siapkan agar mampu mendongkrak peningkatan dan kesejahteraan para petani. Mudah-mudahan dalam waktu dekat semuanya sudah bisa digunakan," ungkapnya.

Untuk diketahui, luas lahan proyek food estate Sumba Tengah mencapai 5.000 hektar, mencakup sawah seluas 3.000 hektar dan ladang 2.000 hektar.

Terdapat 11 desa yang menjadi titik sentral kegiatan, beberapa diantaranya yakni Desa Wairasa, Umbu Mamijuk, Umbu Pabal Selatan, Umbu Langgang, Anakalang, Wailawa, Tana Modu, Oka Waci, dan Makatakeri.

Adapun sistem pola tanam yang akan dijalankan pada food estate tersebut, yakni tahap I pola tanam jagung-padi-jagung. Pola tanam tahap II jagung-padi-jagung dan pola tanam tahap III jagung-padi-jagung, serta tambahan lain polanya ialah sapi-jeruk-kelapa.

Baca juga: Salurkan Pembiayaan, BPR Gandeng Fintech

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com