Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Skenario OJK: Kredit Bisa Tumbuh 9,8 Persen, tetapi Mungkin Mandek 4 Persen

Kompas.com - 18/02/2021, 14:05 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membuat tiga skenario pertumbuhan kredit sepanjang tahun 2021. Skenario tersebut didasarkan pada pemulihan ekonomi dan tingkat distribusi nasional.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana mengatakan, kecepatan dan ketepatan vaksinasi Covid-19 nasional jadi titik penentu kredit moncer atau justru bercokol di angka minus tahun ini.

Dalam skenario optimistis, OJK memproyeksi kredit bisa tumbuh hampir dua digit di level 9 persen hingga 9,8 persen.

"Kami masih optimistis kredit tumbuh 7-9 persen apabila semua berjalan baik, vaksin baik, dan likuiditas ample seperti yang ditunjukkan dalam beberapa bulan ini," kata Heru dalam Launching Roadmap Perbankan Tahun 2021, Kamis (18/2/2021).

Baca juga: OJK: Aturan Modal Inti Bank Tak Bersifat Memaksa

Namun, pada skenario konservatif, OJK tak memungkiri kredit hanya mampu tumbuh di angka 4 persen. Skenario ini diambil jika vaksinasi nasional terkendala dan pemulihan ekonomi pulih lebih lama dari yang diharapkan.

"Kalau semua berjalan lambat dan kita tidak bisa mitigasi dampak dari Covid-19, demand belum baik, sektor belum recover, kami perkirakan kredit masih bisa tumbuh 4-4,5 persen. Kami mencermati perkembangan ini," ungkap Heru.

Sementara dalam skenario moderat, pihaknya memproyeksi kredit tumbuh di angka 7 persen. Hal ini mempertimbangkan vaksinasi berjalan lancar dan roda ekonomi mulai kembali normal pada semester I 2021.

"Tentunya serius untuk mengentaskan fungsi intermediasi ke depan didukung oleh RBB pertumbuhan kredit 7,3 persen. Ini optimisme yang kita dukung semua agar fungsi koordinasi bank akan membaik di tahun depan," pungkas Heru.

Sebagai informasi, pertumbuhan kredit masih terkontraksi -2,41 persen (yoy) dan 0,63 persen (mtm) hingga Desember 2020.

Terkontraksinya pertumbuhan kredit sangat dipengaruhi oleh penurunan baki debet korporasi besar yang disebabkan oleh belum optimalnya kapasitas produksi.

Pelemahan kapasitas produksi terjadi akibat masih lemahnya demand. Beberapa korporasi pun memiliki kebijakan mengurangi baki debet pinjaman dalam rangka mengurangi beban bunga.

Penurunan kredit sedikit banyak menyebabkan NIM perbankan turun, sehingga pertumbuhan laba bersih bank tahun 2020 terkontraksi -33,08 persen (yoy). Kontraksi paling dalam terjadi pada Bank BUMN yang terkontraksi -50,07 persen.

Berdasarkan BUKU, pertumbuhan laba bersih BUKU 1 dan BUKU 4 terkontraksi paling dalam masing-masing -56,5 persen dan -37,14 persen.

Baca juga: OJK Godok Aturan Bank Digital Harus Punya Modal Rp 10 Triliun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com