Untuk diketahui, bitcoin tidak dikontrol oleh otoritas sentral. Mata uang kripto tersebut muncul dan diproduksi melalui 'tambang' yang menggunakan mesin berdaya tinggi untuk menyelesaikan teka-teki matematika rumit sehingga proses transaksi bisa tercipta.
Berdasarkan hasil riset yang dilakukan Cambridge University, jaringan bitcoin membutuhkan kapasitas listrik yang lebih besar dibanding Pakistan.
Yellen pun juga memberi peringatakan kepada investor ritel yang membeli bitcoin.
"Bitcoin adalah aset yang sangat spekulatif dan Anda tahu saya pikir orang-orang harus lebih berhati-hati karena (harganya) yang sangat bergejolak. Saya khawatir mengenai risiko kerugian yang bisa dialami oleh para investor," ujar Yellen yang juga merupakan mantan Gubernur Bank Sentral AS, The Federal Reserve.
Meski merosot, harga bitcoin masih naik lebih dari 360 persen dalam 12 bulan terakhir dan naik 60 persen sejak awal tahun. Namun demikian, harganya yang memang terus bergejolak di kisaran 10 persen bukanlah hal langka di pasar kripto.
Valuasi bitoin pun sebelumnya sempat menyentuh level 1 triliun dollar AS pekan lalu, meski saat ini sudah turun di kisaran 900 miliar dollar AS.
Baca juga: Elon Musk Sebut Bitcoin Sedikit Lebih Baik dari Uang Tunai, Mengapa?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.