Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biaya Listrik Energi Terbarukan Kian Murah, PLN Hentikan Kontrak Proyek PLTU

Kompas.com - 03/03/2021, 07:26 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT PLN (Persero) memutuskan untuk menunda dan menghentikan kontrak proyek-proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang belum menyelesaikan financial closing.

Wakil Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, keputusan tersebut diambil menyusul semakin murahnya biaya listrik yang dihasilkan oleh pembangkit ramah lingkungan, seperti pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).

Menurutnya, dengan semakin murahnya biaya listrik dari pembangkit energi baru terbarukan (EBT), operasional PLTU ke depannya akan berkurang secara alami, guna meningkatkan efisiensi keuangan perseroan.

"Proyek-proyek listrik PLTU yang belum financial closing sudah mulai kita postpone, kita hentikan. Kita coba usahakan mencari alternatif-alternatif yang lebih ramah lingkungan," katanya dalam diskusi Kompas Talks, Selasa (2/3/2021).

Baca juga: Jeff Bezos Terancam Bayar Pajak Rp 79,8 Triliun Per Tahun, Kok Bisa?

Lebih lanjut Darmawan menyebutkan, dahulu batu bara memang merupakan opsi sumber pembangkit yang paling murah.

Namun seiring berkembangnya teknologi, biaya listrik yang bersumber dari EBT semakin menurun, bahkan menjadi lebih murah dibanding batu bara.

Ia menjelaskaan, pada 10 tahun lalu, biaya listrik PLTU hanya mencapai 5,5 sen dollar AS per kWh, sementara, listrik bersumber dari PLTS membutuhkan biaya mencapai 30 sen dollar AS per kWh.

Namun dengan munculnya sistem PLTS yang tidak menggunakan baterai, biaya produksi bersumber dari panel surya itu dapat ditekan.

"Energi surya tanpa baterai telah mendekati 3,6 sen dollar AS sampai 3,7 sen dollar AS. Sementara batu bara 5,5 sen dollar AS sampai 6 sen dollar AS," katanya.

Sementara itu, biaya listrik yang bersumber dari PLTS dengan baterai masih mencapai 12 sen dollar AS hingga 15 sen dollar AS per kWh.

Baca juga: Seleksi CPNS dan PPPK Segera Dibuka, BKN Matangkan Persiapan

Namun, Darmawan optimistis untuk sistem ini biayanya juga akan terus menurun ke depannya.

Seiring dengan penurunan biaya PLTS, Darmawan meyakini keberadaan dari PLTU akan bersaing dengan pembangkit listrik yang lebih ramah lingkungan.

"Ke depan, PLTU ini akan bersaing langsung dengan pembangkit energi terbarukan," katanya.

Namun, menurutnya keberadaan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) masih diperlukan saat ini, mengingat keandalan dari listrik PLTS belum bisa mencapai 24 jam.

"Untuk itu memang PLTD ini sebagai backup," ucap dia.

Baca juga: Kini Investor Asing Bisa Cari Harta Karun Bawah Laut di Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com