Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bambang P Jatmiko
Editor

Penikmat isu-isu ekonomi

Banyak Orang yang Diet Keto, Mengapa Pemerintah Tetap Impor Beras?

Kompas.com - 19/03/2021, 05:50 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dan, beras hanyalah bagian dari sekian banyak pilihan makanan yang bisa dikonsumsi.

Pergeseran mindset untuk hidup lebih sehat juga berkembang belakangan ini, terutama di kalangan kelas menengah yang merupakan kelompok konsumen terbesar.

Alih-alih memperbesar porsi konsumsi beras, banyak dari kalangan kelas menengah yang mulai sadar kesehatan dengan mengurangi asupan bahan makanan tersebut.

Baca juga: Perjanjian Impor 1 Juta Ton Beras Thailand Diteken Akhir Maret 2021

Narasi yang Membosankan

Kembali ke persoalan impor beras, untuk memuluskan rencana itu, pihak-pihak yang berkepentingan membungkusnya dengan narasi-narasi yang membosankan: terjadi gejolak sosial-politik jika harga beras naik, karenanya harus impor.

Ya, itu adalah narasi yang selalu diulang-ulang dari waktu ke waktu agar impor beras bisa mendapatkan legitimasi dari publik.

Terlepas dari kepentingan ekonomi-politik yang melatari impor tersebut, pertanyaan yang kemudian muncul adalah, apakah selama ini benar-benar pernah terjadi gejolak sosial-politik akibat kenaikan harga beras?

Baca juga: Ada Isu Impor Beras di Tengah Panen, Bagaimana Nasib Harga Gabah Petani?

Saya sendiri ragu bahwa pernah ada gejolak sosial-politik yang sedemikian besar akibat dari kenaikan harga beras.

Kalaupun ada, itu karena kenaikan harga tak cuma terjadi pada komoditas beras, tetapi juga harga barang/jasa yang lain, misalnya transportasi, BBM, dan sebagainya secara bersamaan.

Di era kekinian, isu kenaikan harga pangan utamanya beras mungkin bukan lagi menjadi pemantik utama gejolak di masyarakat.

Sebaliknya, pemerintah harus lebih sensitif untuk mengidentifikasi isu-isu kecil yang justru bisa memunculkan kemarahan publik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com