Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Pesawat Amfibi untuk Pengembangan Wisata Nusantara

Kompas.com - 25/03/2021, 14:40 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

MENURUT Prof. DR. Priyatna Abdurrasjid SH Guru Besar dan sekaligus perintis Hukum Udara, Indonesia terdiri dari 1/3 wilayah daratan, 2/3 wilayah perairan dan 3/3 Udara. Dengan komposisi seperti ini, Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang dianugerahi keindahan alam yang mempesona menjadi sangat attractive.

Tanpa iklan dan promosi menggebu-gebu sudah sejak dahulu kala negeri ini menjadi tujuan wisata yang sangat menggiurkan dan terkenal di mana-mana.

Tujuan wisata yang sebagian besar berlokasi di perairan dan kepulauan pada berbagai tempat di seluruh Indonesia. Tujuan wisata selain Bali , Danau Toba dan Danau Singkarak ada Wakatobi, pulau Komodo, Gili Trawangan, Raja Ampat, Danau Sentani, Belitung, Puncak Jayawijaya, Toraja, Borobudur, Dieng, Bromo, Tangkuban Perahu, Bunaken dan masih banyak lainnya lagi.

Dalam dua hingga tiga dekade belakangan ini terlihat ketertarikan turis asing pada wisata alam di Indonesia mulai tertuju pada wisata perairan. Menyelam sambil menikmati alam bawah laut yang sangat indah, tidak saja telah menjadi primadona tujuan wisata turis mancanegara akan tetapi juga para wisatawan domestik.

Baca juga: Luhut Ingin Kawasan Wisata Jadi Percontohan Penerapan Kendaraan Listrik

Wisata perairan yang biasanya terletak pada daerah remote area dan terpencil ternyata tidak menjadi halangan bagi para turis, terutama yang berasal dari mancanegara untuk mendatanginya. Hal ini sebuah bukti betapa menariknya keindahan alam tujuan wisata perairan di Indonesia.

Tantangannya adalah bagaimana kita dapat memfasilitasi sarana dan prasarana transportasi ke tujuan wisata itu agar dapat dicapai dengan cara yang lebih mudah. Sebuah terobosan yang diperlukan agar wisata alam perairan Indonesia dapat ditingkatkan untuk lebih bergairah lagi sejalan dengan program pemerintah yang akan meningkatkan pariwisata di tanah air.

Salah satu yang mungkin dapat dikembangkan adalah peningkatan transportasi menuju dan dari wilayah wisata alam perairan di Indonesia dengan mendayagunakan amphibian aircraft atau pesawat amfibi.

Sebuah cara yang dapat dipastikan akan sangat efektif dalam pengembangan wisata alam perairan nusantara. Pesawat amfibi sejauh ini masih sangat terbatas penggunaannya di Indonesia. Pemerintah Kolonial Belanda sebenarnya cukup banyak telah menggunakan pesawat amfibi pada tahun 1930 sampai dengan awal tahun 1950-an.

Ketika itu pemerintah kolonial Belanda cukup banyak menggunakan pesawat amfibi PBY Catalina dalam banyak misi angkutan udara diwilayah kepulauan nusantara, di wilayah lokasi perairan yang memang sangat membutuhkan efisiensi terutama dalam tata kelola transportasinya. Di samping PBY Catalina , pemerintah Kolonial belanda juga diketahui menggunakan pesawat Grumman HU-16 Albatros.

Sesuai hasil KMB (Konferensi Meja Bundar) ketika terjadi penyerahan kedaulatan kepada pemerintah Republik Indonesia kedua jenis pesawat amfibi tersebut dihibahkan kepada Republik Indonesia.

Baca juga: Melihat Potensi Pasar Wisata Kesehatan Global, Bagaimana Posisi Indonesia?

Angkatan Udara Republik Indonesia sempat menggunakan juga pesawat amfibi tersebut, akan tetapi sayangnya tidak berlanjut. Pesawat amfibi di samping penggunaannya yang sangat efisien dalam melayani transportasi antar pulau juga dapat digunakan sebagai pesawat pemadam kebakaran hutan.

Belakangan ini, seirama dengan program pemerintah yang tengah fokus pada pengembangan wisata perairan di beberapa pulau tujuan turis, kiranya penggunaan pesawat amfibi patut dipertimbangkan.

Pada sisi lainnya momentum pengembangan pesawat buatan sendiri yang akan diproduksi oleh PTDI, akan sangat besar manfaatnya apabila di kembangkan pula pesawat N-219 versi amfibi.

Ibarat kata pepatah “Sekali dayung dua tiga pulau terlampaui”, maka produk pesawat dalam negeri yang membanggakan, akan sekaligus mengemban misi pengembangan wisata perairan di negeri sendiri.

Di tengah turbulensi pandemi covid 19, sejatinya kita harus pula melihat kesempatan dan peluang untuk tidak hanya sekedar berkutat mengatasi pandemi akan tetapi sekaligus mengantisipasi perkembangan Wisata Nusantara, terutama wisata perairan di banyak pulau pulau yang sangat eksotis dan kaya akan keindahan alamnya. Semoga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ombudsman Minta Seleksi CASN Diundur Setelah Pilkada, MenPAN-RB: Tidak Mungkin Ditunda

Ombudsman Minta Seleksi CASN Diundur Setelah Pilkada, MenPAN-RB: Tidak Mungkin Ditunda

Whats New
IHSG Ditutup Naik 0,24 Persen, Rupiah Lanjutkan Penguatan

IHSG Ditutup Naik 0,24 Persen, Rupiah Lanjutkan Penguatan

Whats New
Temui Pemda Klungkung, Kemenkop UKM Pastikan Tak Ada Pembatasan Jam Operasional Warung Kelontong

Temui Pemda Klungkung, Kemenkop UKM Pastikan Tak Ada Pembatasan Jam Operasional Warung Kelontong

Whats New
Dongkrak Transaksi Nontunai, Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD

Dongkrak Transaksi Nontunai, Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD

Whats New
Apakah Gopay Bisa Tarik Tunai?

Apakah Gopay Bisa Tarik Tunai?

Earn Smart
Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

Earn Smart
Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Earn Smart
Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Whats New
OJK Terbitkan Aturan 'Short Selling', Simak 8 Pokok Pengaturannya

OJK Terbitkan Aturan "Short Selling", Simak 8 Pokok Pengaturannya

Whats New
2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

Earn Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

Spend Smart
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Whats New
Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Whats New
Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Whats New
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com