Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RI Pernah Ekspor Opium, Jejak Pabriknya Ada di Kampus UI Salemba

Kompas.com - 29/03/2021, 11:21 WIB
Muhammad Choirul Anwar

Penulis

Menurut keterangan sumber, peta itu berasal dari tahun 1947. Ampiun dikatakan menjadi petunjuk soal keberadaan pabrik opium. Candrian mengemukakan, Ampiun adalah “nama gampang” opium.

Rel yang berdekatan dengan Gang Ampiun berdasarkan peta itu juga merupakan petunjuk lain soal bisnis candu. Ke arah timur laut, rel bercabang dua. Satu rel masuk ke opiumfabriek (pabrik opium), satu lagi masuk ke sebuah tempat di Gang Kenari, yang dulu merupakan stasiun bernama Stasiun Salemba.

Dengan demikian, jaringan rel tersebut berperan untuk lalu lintas opium, yaitu bahan mentah opium masuk ke pabrik untuk diolah, dan produk opium kemudian didistribusikan ke berbagai tempat.

Jika menelisik kawasan Gang Ampiun dan sekitarnya dari ketinggian, akan terlihat ada pola atap seng memanjang tanpa terputus seperti mengikuti suatu garis.

Baca juga: Lokomotif Tahun 1953-1991 ‘Hidup Lagi’, Siap di Jalur Kereta Pantura

Ternyata, atap seng itu mengikuti jalur rel masa lampau yang berdasarkan peta koleksi Universitas Leiden kemudian bercabang ke Kenari dan pabrik opium. Namun, rel tersebut sudah lenyap, berganti gang beraspal selebar 1,5 meter.

“Jalan ini selebar rel kereta, terus ke timur ke arah Salemba,” ujarnya.

Adapun jika terus ke arah timur hingga keluar dari area beratap seng, sebuah jembatan bakal dijumpai, yang saat ini digunakan para pejalan kaki menyeberangi Kali Ciliwung. Jembatan itu rupanya sisa dari rel kereta kuno yang masih bertahan hingga sekarang.

Hal ini selaras dengan data yang dicatat PT KAI. Dikutip dari laman resmi PT KAI, dikatakan bahwa memang dulu pernah terbangun Stasiun Salemba di wilayah tersebut.

“Posisi Stasiun Salemba sangat strategis sehingga memiliki peran penting sebagai percabangan kereta api,” tulis KAI, dikutip Minggu (28/3/2021).

Dari Salemba ke arah timur jalur bercabang menuju Jakarta melalui Pasar Senen ataupun menuju ke Jatinegara-Bekasi. Sedangkan ke arah Barat terdapat jalur cabang ke Jakarta ataupun Bogor. Kemudian lurus terus ke arah barat jalur bercabang ke Tanah Abang dan Anyer-Banten.

Namun, pada tahun 1913, Staatssporwegen atau SS selaku perusahaan kereta api pemerintah Hindia Belanda menata ulang jalur kereta api di Jakarta. Stasiun Boekitdoeri eks-NISM dibongkar dan dibangunlah Stasiun Manggarai yang diresmikan pada tanggal 1 Mei 1918.

SS juga membangun Balai Yasa Manggarai sebagai tempat perbaikan lokomotif dan kereta, serta membangun jalur kereta api menuju Jatinegara melalui rute seperti sekarang ini. Penataan ulang ini membuat peranan Stasiun Salemba tergantikan oleh Stasiun Manggarai.

“Hal ini dapat dibuktikan dengan mulai tidak beroperasinya jalur yang melewati Stasiun Salemba. Pada peta Batavia tahun 1925, jalur cabang Stasiun Salemba – Stasiun Pasar Senen sudah tidak beroperasi. Kemudian cabang Stasiun Salemba - Jatinegara pada peta tahun 1945 sudah tidak terlihat lagi,” kata KAI.

Kendati demikian, Stasiun Salemba masih beroperasi untuk melayani pengangkutan opium melalui Pabrik Opium – Stasiun Salemba – Jakarta.

Pabrik opium Salemba era Indonesia merdeka

Ketika Indonesia merdeka, pabrik opium Salemba tak langsung ditutup. Pemerintah Republik Indonesia (RI) bahkan sempat mengekspor opium dari pabrik ini di tahun 1948. Itu adalah masa ketika Indonesia tengah terlibat perundingan Renville.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com