Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER DI KOMPASIANA] Berburu Takjil Berbuka | Tantangan Berpuasa di Eropa | Referensi Menu Berbuka

Kompas.com - 17/04/2021, 16:16 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

3. Masjid Cheng Ho Surabaya Menyambut Ramadan Kedua di Masa Pandemi

Masjid Cheng Ho dianggap ikonik karena selain arsitekturnya yang indah, tulis Kompasianer Andi Setyo, masjid ini juga tumbuh bersama keseharian masyarakat Surabaya yang toleran terhadap perbedaan.

Jika mengingat tahun lalu ketika masa awal COVID-19 memasuki Indonesia, takmir masjid ini terpaksa menghentikan nyaris semua kegiatan selama bulan Ramadan.

Akan tetapi, kali ini sebagaimana pantauan Kompasianer Andi Setyo, para takmir dan warga sekitar optimistis ibadah bulan Ramadan dapat berlangsung lebih baik dengan persiapan yang lebih matang.

"Masjid Cheng Ho Surabaya yang bersih dan terawat dengan baik adalah contoh teladan bagaimana cara memakmurkan Masjid," tulisnya. (Baca selengkapnya)

4. Bobor Bayam Kecambah, Referensi Menu Buka Puasa yang Enak dan Segar

Membuat sajian berbuka puasa tidak melulu mesti keluar banyak uang lho. Apalagi dengan menyiasati bahan yang ada di rumah dan mengolahnya dengan baik, pasti jadi asyik.

Seperti halnya Kompasianer Siti Nazarotin, untuk awal puasa ini menu berbuka pilihannya yaitu masakan yang segar.

Pada kesempatan kali ini Kompasianer Siti Nazarotin membuat catatan dan resep sayur bobor bayam kecambah.

Bahan yang dibutuhkan: 2 ikat bayam, 100 gram kecambah, 200 ml santan kental, 1 liter santan encer.

Bumbu yang dibutuhkan: 5 siung bawang merah, 2 siung bawang putih, 1/4 ruas jahe, garam, kaldu bubuk.

Untuk cara membuat bobor bayam kecambah, silakan simak selengkapnya di sini.

5. Gerakan Mute Massal, Kritik Cerdas untuk Lebaynya Komentator Sepak Bola Kita

Pada pekan ini jagad Twitter diramaikan dengan tagar Gerakan Mute Massal sebagai bentuk protes netizen kepada seorang komentator sepak bola.

Gerakan Mute Massal ini, tulis Kompasianer Ruang Berbagi (Bobby), menjadi masukan bagi sejumlah komentator sepak bola Indonesia yang dinilai terlalu lebay atau berlebihan.

"Maksud hati ingin menghibur penonton dengan ungkapan-ungkapan lucu, namun akhirnya membuat penonton merasa terganggu," lanjutnya.

Akan tetapi komentator sepak bola secara general rasa-rasanya perlu memiliki ketiga kemampuan lain daripada sekadar melucu. (Baca selengkapnya)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com