JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, industri makanan dan minuman merupakan salah satu sektor yang mendapat prioritas pengembangan dengan menerapkan teknologi industri 4.0.
Transformasi digital ini dinilai membawa dampak positif terhadap peningkatan investasi dan produktivitas di sektor industri dan menciptakan tenaga kerja yang kompeten.
“Artinya, industri 4.0 memberikan multiplier effect bagi perekonomian nasional. Apalagi, dapat juga mendukung dan mempermudah aktivitas industri saat kondisi pandemi seperti saat ini,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita melalui siaran resminya, dikutip Kompas.com, Selasa (20/4/2021).
Baca juga: Industri Farmasi dan Alat Kesehatan Dipacu Adopsi Sistem Industri 4.0
Menperin menegaskan, berdasarkan peta jalan Making Indonesia, industri makanan dan minuman adalah satu dari 7 sektor yang diakselerasi untuk mengadopsi teknologi industri 4.0.
“Langkah strategis ini diharapkan dapat mendongkrak kinerja sektor unggulan tersebut,” ucapnya.
Kementerian Perindustrian mencatat, kinerja industri makanan dan minuman selama periode 2015-2019 rata-rata tumbuh 8,16 persen atau di atas rata-rata pertumbuhan industri pengolahan non-migas sebesar 4,69 persen.
Lalu, di tengah dampak pandemi, sepanjang kuartal IV tahun 2020, terjadi kontraksi pertumbuhan industri non-migas sebesar 2,52 persen.
Namun demikian, industri makanan dan minuman masih mampu tumbuh positif sebesar 1,58 persen pada tahun 2020.
Baca juga: Dengan Industri 4.0, Pemerintah Yakin Indonesia Masuk 10 Besar Negara Ekonomi Terkuat
Industri makanan dan minuman juga mempunyai peranan yang penting dalam kontribusi ekspor industri pengolahan non-migas.
Pada periode Januari-Desember 2020, total nilai ekspor industri makanan dan minuman mencapai 31,17 miliar dollar AS atau menyumbang 23,78 persen terhadap ekspor industri pengolahan non-migas sebesar 131,05 miliar dollar AS.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.