Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Data Manufaktur China Seret Bursa Asia ke Zona Merah

Kompas.com - 30/04/2021, 17:45 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Menutup perdagangan terakhir di April 2021, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,29 persen ke level 5.995,616. Padahal, IHSG sempat menguat ke level 6.033,900 yang merupakan level tertingginya pada Jumat (30/4/2021).

Tidak hanya IHSG, mayoritas indeks saham di Asia pada Jumat ini juga ditutup melemah. Nikkei 225 Index Tokyo melemah 0,83 persen, Strait Time Index Singapura melemah 0,01 persen, dan Hang Seng Index Hong Kong terkoreksi 1,97 persen.

Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia menilai, pelemahan mayoritas bursa Asia terjadi setelah data aktivitas di sektor manufaktur China tumbuh dengan laju yang lebih lambat dari ekspektasi.

Baca juga: IHSG Ditutup Melemah pada Akhir April, Rupiah Menguat Tipis

Data resmi Manufacturong purchasing manager’s index (PMI) China yang dirilis oleh National Burea of Statistics (NBS) turun ke level 51,1 di bulan April, dari level 51,9 pada bulan Maret . Angka ini lebih rendah dari estimasi yakni di angka 51,7.

Gangguan pada rantai pasok (supply bottleneck) seperti kelangkaan kontainer dan komponen chip serta mahalnya biaya pengiriman telah menekan produksi pabrikan. Ditambah lagi dengan pesanan dari luar negeri yang mengalami kehilangan momentum.

Sebaliknya, data yang dirilis pihak swasta justru memperlihatkan bahwa sektor manufaktur mengalami ekspansi dengan laju tercepat dalam empat bulan terakhir.

Caixin China Manufacturing PMI naik ke level 51,9 di bulan April dari level 50,6 pada bulan sebelumnya.

Investor tampak mengambil sikap waspada di tengah lonjakan kasus penularan virus Covid-19 di pasar negara berkembang (emerging markets) seperti India, Brazil, Turki, dan memilih untuk mengabaikan perkembangan positif yang dialami oleh ekonomi Jepang dan Korea Selatan.

Baca juga: Bakal IPO di Bursa AS, CEO Grab: Ini Pembuktian Strategi SuperApp Bekerja

Di Jepang, tingkat pengangguran menurun menjadi 2,6 persen di bulan Maret dari 2,9 persen di periode Februari.

Sementara itu, perhitungan awal (preliminary) data Industrial Production untuk bulan Maret berhasil tumbuh 2,2 persen month-on-moth (mom) dan 4,0 persen year-on-year (yoy), setelah sempat kontraksi 1,3 persen mom dan -2,0 persen yoy pada bulan Februari.

Selanjutnya, perhitungan akhir (final) data Jibun Bank Manufacturing PMI naik ke level 53,6 di bulan April dari level 52,7.

Di Korea Selatan, Industrial Production tumbuh 4,7 persen yoy namun terkoreksi 0,8 persen mom di bulan April setelah hanya tumbuh 0,9 persen yoy dan tumbuh 4,4 persen mom.

Di sisi lain, penjualan ritel melonjak 10,9 persen yoy dan 2,3 persen mom di bulan Maret, lebih tinggi dari pertumbuhan 8,3 persen yoy dan -0,8 persen mom di bulan Februari.

 

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Data manufaktur China menyeret bursa Asia ke zona merah pada Jumat (30/4)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com