Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KURASI KOMPASIANA] Mengajarkan Anak Ibadah di Bulan Ramadhan

Kompas.com - 04/05/2021, 18:18 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA---Mengajarkan anak-anak untuk bisa ikut bersama dengan kita beribadah itu memang gampang-gampang-susah.

Meski tidak ada patokan baku supaya anak-anak sudah bisa belajar diajak agar mau berpuasa, misalnya, tapi seperti ada kebanggaan kepada orangtua jika anaknya sudah mau mengikuti untuk puasa.

Ada yang mengajarinya secara bertahap, ada yang sekadar dijelaskan seperti apa ibadah puasa itu, hingga diiming-imingi sesuatu.

Namun, ada yang mesti diperhatikan orangtua ketika ingin mengajari anak untuk berpuasa.

1. Cara "Modern" Mendidik Anak yang Bernilai Ibadah

Pada momen bulan Ramadhan ini banyak digunakan oleh Kompasianer Kartika Eka untuk lebih intensif lagi mendekatkan anak-anak kepada berbagai aktifitas ibadah.

"Mulai saja dari aktifitas yang paling mudah, seperti melafalkan Basmallah setiap memulai aktifitas apa saja dan mengakhirinya dengan bacaan Alhamdulillah," tulis Kompasianer Kartika Eka, saat mengajarkan anaknya.

Hal tersebut dianggap penting, karena selain memberi contoh yang aplikatif sehingga sehingga terekam dalam alam bawah sadar anak untuk bisa melakukan itu setiap waktu.

Akan tetapi itulah proses pembelajaran, meskipun bersifat natural dan nonformal orang tua tetap harus melakukan evaluasi atas apapun yang sudah diajarkan kepada anak. (Baca selengkapnya)

2. Spirit Ramadan, Membangun Keluarga Tarbiyah

Ada 2 hal penting yang Kompasianer Agus Wahyudi rasakan saat mendidik anak-anaknya untuk mau ikut beribadah: butuh kesabaran dan ketelatenan.

Menurut Kompasianer Agus Wahyudi menanamkan nilai-nilai ibadah di bulan Ramadan sangat penting, banyak hikmah yang bisa dipetik.

"Untuk itu, bagi saya, anak-anak harus diarahkan sejak dini agar memiliki menjadi habit atau kebiasaan yang dapat menimbulkan sebuah value (nilai)," tulisnya.

Meningkatkan amalan di bulan Ramadan merupakan upaya yang harus terus menerus dilakukan. (Baca selengkapnya)

3. Memberi Imbalan untuk Anak yang Tuntas Puasanya

Kompasianer Hendra Wardhana menceritakan keponakannya yang masih berusia 8 tahun ketika itu saat mulai berpuasa.

"Puasa tahun lalu ia hanya batal 4 hari. Itu pun karena tergoda oleh adiknya yang memang belum berpuasa sehingga sering makan dan minum di depannya," tulisnya.

Hal tesebut tentu membanggakan, apalagi jika dibandingkan dengan Kompasianer Hendra Wardhana yang baru mulai berpuasa saat kelas 5 SD.

Akan tetapi, pada satu waktu Keponakannya itu memamerkan tabungannya karena orang tuanya telah memberi imbalan atas puasanya.

Mengetahui hal tersebut Kompasianer Hendra Wardhana sempat bertanya-tanya: apakah itu cara yang baik? Mengapa mesti ada iming-iming imbalan? (Baca selengkapnya)

***

Simak beragam konten menarik lainnya lewat program Samber THR Kompasiana pada topik: Mengajarkan Anak Beribadah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com