Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II Bisa 7,8 Persen

Kompas.com - 05/05/2021, 16:42 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2021 tembus 7,8 persen dengan kisaran 6,9 persen sampai 7,8 persen.

Pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2021 mendatang diproyeksi lebih baik dibanding pertumbuhan di kuartal I 2021 yang masih terkontraksi -0,74 persen.

"Ini diperkirakan pada kuartal II adalah 6,9 persen sampai 7,8 persen," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers, Rabu (5/5/2021).

Baca juga: RI Masih Resesi, Pertumbuhan Ekonomi Minus 0,74 Persen pada Kuartal I-2021

Airlangga menjelaskan, pertumbuhan tinggi di kuartal II 2021 bisa terwujud karena adanya faktor base effect dari kuartal II tahun 2020. Saat ini, ekonomi Indonesia terkontraksi cukup dalam mencapai -5,32 persen.

Dia mengatakan, kontraksi pertumbuhan ekonomi di kuartal I terjadi karena PDB berdasarkan harga dasar konstan tak jauh berbeda.

Di kuartal I tahun 2020, PDB berdasarkan harga dasar konstan Rp 2.703,1 triliun. Sementara di kuartal I tahun ini, harga dasar konstan adalah Rp 2.683 triliun.

Kemudian di kuartal II 2020, harga dasar konstan menurun hanya Rp 2.589,8 triliun.

"Dan apabila PDB kita harga konstan-nya sama saja (nominalnya) dengan di kuartal I, maka (ekonomi) sudah melompat 5,62 persen. Oleh karena itu pemerintah confident bahwa angka 6,9 persen atau 7 persen itu bisa tercapai di kuartal II 2021," jelas Airlangga.

Baca juga: Ekonomi Indonesia Minus, Sektor Apa yang Jatuh Paling Dalam?

Nantinya pada kuartal II 2021, dia memproyeksi seluruh komponen pembentuk PDB sudah kembali positif. Konsumsi rumah tangga yang masih terkontraksi -2,23 persen di kuartal I akan melompat jadi 6,9 persen hingga 7,8 persen.

Begitu pula untuk konsumsi LNPRT di kisaran 5 persen - 5,5 persen, konsumsi pemerintah 7,6 persen - 7,9 persen, PMTB 6,4 persen - 8,3 persen, ekspor 10,5 persen - 12 persen, dan impor 9,5 persen - 14 persen.

"Baik dari konsumsi rumah tangga dan semuanya itu akan ada perbaikan sehingga secara tahunan (yoy) diperkirakan (ekonomi) tahun 2021 forecast adalah 4,5-5,3 persen," pungkas Airlangga.

Baca juga: BPS: Kuartal I 2021, Ekonomi 10 Provinsi Sudah Tumbuh Positif

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com