Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertumbuhan Ekonomi Masih -0,74 Persen, Pemerintah Klaim Lebih Baik Dibanding Negara Lain

Kompas.com - 06/05/2021, 15:15 WIB
Fika Nurul Ulya,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2021 masih minus 0,74 persen.

Namun, pemerintah mengklaim pertumbuhan itu lebih baik dibanding negara lain.

Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Kunta Wibawa Dasa Nugraha mengatakan, seluruh indikator sudah menunjukkan pemulihan.

Baca juga: Ekonomi Minus 0,74 Persen, KSP: Tanda Pemulihan Makin Nyata

"Kita lihat dibanding negara lain, memang rata-rata negara lain sudah relatif meningkat. Indonesia termasuk yang lebih baik dibanding negara lain," kata Kunta dalam Dialog Produktif Kabar Kamis Penyerapan Dana PEN 2021, Kamis (6/5/2021).

Tercatat, konsumsi rumah tangga sudah pulih meski masih terkontraksi -2,23 persen pada kuartal I 2021.

Investasi maupun PMTB terus mengalami perbaikan menjadi -0,23 persen dari sebelumnya -6,15 persen.

Kemudian kinerja perdagangan internasional seperti ekspor impor meningkat berkat pertumbuhan ekonomi China yang tumbuh 18,3 persen di kuartal I.

"Ini menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi kita sudah solid dan konsisten. Kita mulai sejak tahun 2020 kemarin di kuartal II -5,32 persen, kemudian trennya meningkat di kuartal I mendekati 0 persen (-0,74 persen)," ucap Kunta.

Baca juga: BSI Dorong Pengembangan UMKM Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Kunta menyebut, pemulihan ekonomi di dalam negeri tak lepas dari pemulihan negara-negara di dunia.

Beberapa lembaga internasional juga merevisi proyeksi ekonomi ke arah yang lebih baik karena ada optimisme pertumbuhan.

IMF memproyeksi pertumbuhan ekonomi global sekitar 6 persen, OECD 5,6 persen, dan World Bank sekitar 4 persen.

"Perkembangan positif ekonomi global dilihat dari PMI sudah mencapai 55, pasar keuangan stabil, volatilitas menurun, harga komoditas meningkat, dan pertumbuhan ekonomi China yang sekarang 18,3 persen. Dampaknya di ekspor Indonesia sangat bagus dan vaksinasi global sangat progresif," ucap dia.

Namun, tentu masih ada risiko yang membayangi, seperti meningkatnya kasus harian Covid-19 secara global hingga akses vaksinasi yang terbatas.

Baca juga: Pemerintah Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II Bisa 7,8 Persen

Begitu juga adanya kemungkinan normalisasi kebijakan moneter di AS yang lebih cepat serta pertumbuhan ekonomi yang tidak merata.

"Kami tetap optimis Indonesia sudah konsisten dan menunjukkan pemulihan yang sangat solid. Tapi kita perlu untuk menghadapi risiko yang masih ada, kita harus terus mengendalikan pandemi," pungkas Kunta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com