Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Perusahaan Paling Banyak Mengeruk Batubara di Indonesia

Kompas.com - 02/07/2021, 13:43 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah merilis data jumlah produksi batubara sepanjang kuartal I 2021.

Total batubara yang dikeruk dari perut bumi di seluruh Indonesia mencapai 144 juta ton sepanjang Januari-Maret 2021. Pandemi Covid-19 tak membuat produksi dan konsumsi batubara melambat.

Kenaikan produksi tak lepas dari manisnya harga komoditas emas hitam tersebut sejak beberapa waktu terakhir, baik di pasar domestik maupun ekspor.

Dilansir dari Kontan, akhir pekan lalu, harga batubara ICE Newcastle kontrak Juli 2021 menembus 131 dollar AS per ton. Angka itu sudah melonjak 63,75 persen dibandingkan posisi akhir tahun lalu.

Baca juga: Daftar 5 Perusahaan Besar Tambang Batu Bara di Kalsel

Harga tersebut juga merupakan level tertinggi harga batubara sejak Januari 2011 silam. Tren positif pasar batubara diperkirakan masih berlanjut hingga akhir tahun ini.

Di posisis teratas saat ini ditempati oleh perusahaan tambang batubara milik Grup Bakrie, PT Kaltim Prima Coal (KPC). Keluarga konglomerat ini juga menguasai saham di perusahaan raksasa batubara lainnya, PT Arutmin Indonesia.

Baik KPC maupun Arutmin, banyak mengeruk batubara di Pulau Kalimantan. Sementara peringkat kedua adalah PT Adaro Indonesia yang kepemilikan sahamnya terafiliasi dengan Garibaldi Thohir, kakak Menteri BUMN Erick Thohir.

Berikut ini daftar 10 perusahaan batubara dengan produksi terbesar sepanjang kuartal I 2021:

Baca juga: Deretan 5 Orang Terkaya Indonesia Berkat Batu Bara

  1. PT Kaltim Prima Coal
  2. PT Adaro Indonesia
  3. PT Kideco Jaya Agung
  4. PT Borneo Indobara
  5. PT Berau Coal
  6. PT Bara Tabang
  7. PT Arutmin Indonesia
  8. PT Bukit Asam
  9. PT Multi Harapan Utama
  10. PT Ganda Alam Makmur

Kejar target

Masih dikutip dari Kontan, Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara Kementerian ESDM Sujatmiko mengungkapkan capaian ini setara dengan 23 persen dari target produksi yang dicanangkan tahun ini.

"Realisasi produksi batubara Triwulan I - 2021 sebesar 144 juta ton atau 23 persen dari target produksi 625 juta ton," ujar Sujatmiko.

Sebagai informasi, semula produksi batubara ditargetkan sebesar 550 juta ton. Namun pemerintah melalui Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM Nomor 66.K/HK.02/MEM.B/2021 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 255.K/30/MEM/2020 tentang Pemenuhan Kebutuhan Batubara Dalam Negeri Tahun 2021 menambah kuota sebesar 75 juta ton.

Baca juga: Profil Adelin Lis, Pengusaha Kayu Buronan Kakap Kasus Pembalakan Liar

Dengan hadirnya keputusan tersebut maka produksi batubara yang semula 550 juta ton bakal menjadi 625 juta ton. Adapun, produksi ini ditujukan untuk kegiatan ekspor.

Kendati demikian, Sujatmiko enggan merinci lebih jauh kontribusi produksi dari 10 perusahaan tersebut.

Dalam catatan Kontan, PT Kaltim Prima Coal pada kuartal I 2021 membukukan produksi sebesar 14,5 juta ton. PT Adaro Indonesia sebesar 10.80 juta ton sementara PT Kideco Jaya Agung sebesar 9,2 juta ton. Jumlah produksi bahkan telah mencapai 15,1 juta ton hingga Mei 2021.

Adapun, produksi PT Arutmin Indonesia pada kuartal I 2021 sebesar 5 juta ton dan PT Bukit Asam sebesar 4,5 juta ton.

Baca juga: Ini 7 Orang Terkaya Indonesia dari Bisnis Kayu

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com