Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Ekspor Pertanian Naik Rp 451,77 Triliun, Komite II DPD RI Apresiasi Kementan

Kompas.com - 13/07/2021, 15:56 WIB
Alifia Nuralita Rezqiana,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kementerian Pertanian (Kementan) mendapat apresiasi dari Komite II Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia (RI) atas pencapaian kinerja selama dua tahun terakhir.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), sektor pertanian tumbuh sebesar 16,24 quarter on quarter (QoQ) pada triwulan II 2020 dengan kenaikan nilai ekspor sebesar 15,79 persen atau sekitar Rp 451,77 triliun pada Januari sampai Desember.

Bahkan, pada triwulan I 2021 pun sektor pertanian masih tumbuh sebesar 2,95 year on year (yoy).

Atas capaian tersebut, Wakil Ketua Komite II DPD RI Abdullah Puteh mengatakan bahwa sektor pertnian telah menyelamatkan anjloknya ekonomi nasional akibat pandemi Covid-19.

"Inilah mengapa sektor pertanian itu sangat penting bagi kehidupan kita semua. Karena itu saya mendukung sekaligus mengapresiasi apa yang menjadi kebijakan Pak Menteri (Pertanian),” kata Abdullah dalam rapat kerja Komite II DPD RI bersama jajaran Kementan pada Selasa (13/7/2021).

Sementara itu, Anggota Komite II DPD RI, Christiandy Sanjaya juga turut mengapresiasi Kementan.

Baca juga: Kementan Perkirakan Pemotongan Hewan Kurban 2021 Turun 10 Persen

Menurutnya, pengelolaan sektor pertanian dalam dua tahun terakhir telah mampu membawa pertanian nasional menjadi lebih maju, mandiri, dan modern.

Adapun Anggota Komite II DPD RI lainnya, yaitu Bustami Zainudin juga memberikan apresiasinya atas kinerja jajaran Kementan.

Ia mengaku bangga, karena baru kali ini semua Anggota Komite DPD RI di seluruh daerah merasakan kedekatan khusus terhadap sektor pertanian.

“Terus terang Komite DPD RI merasa selalu dekat dengan petani. Ini semua berkat kehadiran Pak Menteri (Pertanian) yang selalu melibatkan kami dalam setiap kegiatan,” ujar Bustami dalam keterangan pers resmi Kementan yang dikutip Kompas.com, Selasa.

Lebih lanjut, Anggota Komite II DPD RI Made Mangku Pastika juga mengakui performa sektor pertanian yang tumbuh positif, terutama di saat pandemi Covid-19 melanda dunia.

Baca juga: Serahkan Bantuan Alsintan untuk Unhas, Mentan: Kita Jadikan Semuanya Petani Milenial

“Saya melihat dalam program unit pupuk organik targetnya cukup banyak. Kalau boleh ,saya ingin dapat kontak pejabat yang menangani ini karena Bali ingin menjadi daerah organik,” sebut Made.

Ia mengatakan, dengan menjadi daerah organik, Bali dapat mengurangi pupuk subsidi dari pemerintah.

Made berharap, Kementan mampu melaksanakan program Unit Pupuk Organik (UPO) secara cepat dan merata di Provinsi Bali.

Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengaku akan mempertimbangkan semua masukan dari anggota Komite II DPD DRI.

“Semua (usulan DPD terhadap pembangunan pertanian masa depan) sudah kami catat dan kalau ada masukan segera kita akan tangani,” ujar Mentan SYL.

Baca juga: Serahkan Bantuan Alsintan untuk Unhas, Mentan: Kita Jadikan Semuanya Petani Milenial

Ia pun mengajak semua pihak yang terlibat dalam proses pembangunan sektor pertanian untuk mengembangkan potensi yang ada dalam melakukan ketahanan pangan nasional.

“Yang pasti kami butuh DPD dalam membangun pertanian masa depan. DPD menjadi kekuatan dalam mengembangkan sektor pertanian,” kata Mentan SYL dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com pada Selasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Spend Smart
Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com