Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesan Penutup Luhut ketika Evaluasi PPKM Darurat: Jangan Kita Politisasi Ini

Kompas.com - 18/07/2021, 12:19 WIB
Muhammad Choirul Anwar

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan pesan agar persoalan penanganan pandemi Covid-19 tidak dipolitisasi.

Luhut menyampaikan pesan tersebut ketika hendak menutup konferensi pers terkait evaluasi pelaksanaan PPKM Darurat pada Sabtu (17/7/2021) malam.

“Jadi kata kunci, semua saya imbau kepada masyarakat, kepada semua kita. Jangan kita politisasi ini. Mari kita bekerja bersama, kekompakan itu saya kira (dibutuhkan sejak) di hulu,” kata Luhut semalam.

Baca juga: Luhut Ungkap Sederet Akal-akalan Pabrik Siasati Celah PPKM Darurat

Ia mengaku mendapat nasihat terkait pentingnya kekompakan dari Dewan Guru Besar sejumlah perguruan tinggi seperti Universitas Indonesia (UI), Uniersitas Gajah Mada (UGM), dan Universitas Airlangga (Unair).

“Saya minta mereka memberikan asistensi dan memberikan juga pandangan-pandangan. Dan itu pandangan yang mereka berikan pada kami, dan itu kami serap,” bebernya.

“Oleh karena itu sekali lagi dari lubuk hati yang paling dalam, saya minta kepada semua masyarakat ayo kita kerja sama bahu-membahu, tidak ada yang paling pintar di sini, tidak ada paling hebat di sini, kita semua sama,” tegasnya.

Baca juga: Luhut: Kebijakan PPKM Darurat Bukan Pilihan yang Mudah bagi Pemerintah

Luhut menegaskan bahwa Pemerintah bekerja keras untuk menyelesaikan persoalan pandemi Covid-19, terutama dalam menghadapi penyebaran Varian Delta yang begitu ganas.

“Kami kerja keras untuk ini, dan menghadapi banyak masalah, banyak tantangan. Tapi saya ingin menyampaikan bahwa satu per satu masalah itu saya kira bisa makin bisa kita selesaikan,” ujarnya.

Meski begitu, upaya Pemerintah tersebut menurut Luhut tidak akan cukup untuk menyelesaikan persoalan tanpa adanya kekompakan.

“Itu tidak cukup, karena yang paling penting lagi di hulu adalah semua kerja sama kita. Seluruh masyarakat dan siapa pun tidak ada batas jabatan, pangkat tinggi-rendah, profesor, jenderal sampai tukang batu, sopir, semua sama dengan menghadapi varian delta ini,” bebernya.

Baca juga: Luhut: Saya Minta Maaf jika Penanganan PPKM Darurat Belum Optimal

Tanpa adanya kekompakan dan persatuan dengan berbagai stakeholder, lanjutnya, mustahil persoalan ini bisa diselesaikan.

Sebab, menurutnya bisa saja angka kasus Covid-19 di Indonesia mengalami penurunan, namun penurunan itu menjadi sia-sia ketika kembali melonjak karena tidak adanya kedisiplinan.

“Kita menghadapi satu variabel delta yang luar biasa ganasnya, yang bisa mengenakan siapa saja. Dan kita sudah melihat dan merasakan di sekeliling kita sudah banyak yang kena ini,” ucap Luhut.

Baca juga: Luhut: Masih Evaluasi, Keputusan Perpanjangan PPKM Darurat Diumumkan 2-3 Hari Lagi

Ia lantas menyampaikan pesan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang juga terkait dengan pentingnya kekompakan antara pemerintah dan masyarakat.

“Presiden sekali lagi merintahkan kami semua para pembantunya untuk bekerja, untuk menyelesaikan masalah ini atau kontrol masalah ini. Tidak mudah dan kalau hanya kami, tidak akan bisa selesai. Kita bersama, kita kan bisa menghadapi masalah ini,” pungkasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Saham Bank Jago 'Ambles' 4,7 Persen, IHSG Hari Ini Berakhir di Zona Merah

Saham Bank Jago "Ambles" 4,7 Persen, IHSG Hari Ini Berakhir di Zona Merah

Whats New
Dorong Pertumbuhan Industri di Batam, PGN Salurkan Gas Bumi Sebesar 10 BBTUD Ke PLN Batam

Dorong Pertumbuhan Industri di Batam, PGN Salurkan Gas Bumi Sebesar 10 BBTUD Ke PLN Batam

Whats New
Pengembangan Pelabuhan Berkelanjutan Tak Mudah, Ini Syaratnya

Pengembangan Pelabuhan Berkelanjutan Tak Mudah, Ini Syaratnya

Whats New
Program Kampung Nelayan Modern di Biak Diharap Bisa Tingkatkan Pendapatan Nelayan

Program Kampung Nelayan Modern di Biak Diharap Bisa Tingkatkan Pendapatan Nelayan

Whats New
Nickel Industries Targetkan Pengurangan Emisi 50 Persen pada 2035

Nickel Industries Targetkan Pengurangan Emisi 50 Persen pada 2035

Whats New
Peran AI Generatif untuk Bisnis Makin Dilirik, Jangan Lupakan soal Keamanannya

Peran AI Generatif untuk Bisnis Makin Dilirik, Jangan Lupakan soal Keamanannya

Whats New
Akuisisi Bisnis Konsumer Citi Rampung, Bos UOB Indonesia: Kami Berharap Dapat Tumbuh Lebih Cepat...

Akuisisi Bisnis Konsumer Citi Rampung, Bos UOB Indonesia: Kami Berharap Dapat Tumbuh Lebih Cepat...

Whats New
Wacana 3 Stasiun Kereta Cepat Whoosh Jarak Berdekatan di Bandung

Wacana 3 Stasiun Kereta Cepat Whoosh Jarak Berdekatan di Bandung

Whats New
Warga Kepri, Penukaran Uang Logam yang Ditarik BI Bisa Dilakukan di Bank Umum

Warga Kepri, Penukaran Uang Logam yang Ditarik BI Bisa Dilakukan di Bank Umum

Whats New
TikTok Shop Bakal Gandeng Tokopedia, Mendag Zulhas: Boleh Dong...

TikTok Shop Bakal Gandeng Tokopedia, Mendag Zulhas: Boleh Dong...

Whats New
Optimalkan Kinerja, Chubb Life Indonesia Perkuat Layanan Digital

Optimalkan Kinerja, Chubb Life Indonesia Perkuat Layanan Digital

Whats New
Pengertian Pertumbuhan Ekonomi, Perhitungan, dan Faktor Penentunya

Pengertian Pertumbuhan Ekonomi, Perhitungan, dan Faktor Penentunya

Whats New
Pengguna LRT Palembang Hampir Mencapai 4 Juta Tahun Ini

Pengguna LRT Palembang Hampir Mencapai 4 Juta Tahun Ini

Whats New
Dorong Pertumbuhan Ekonomi, Kemenkeu Optimalkan Kinerja Penyerapan APBN 2024 

Dorong Pertumbuhan Ekonomi, Kemenkeu Optimalkan Kinerja Penyerapan APBN 2024 

Whats New
Faktor yang Menentukan dalam Proses Pembangunan Ekonomi

Faktor yang Menentukan dalam Proses Pembangunan Ekonomi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com