Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[TREN EKONOMI KOMPASIANA] Menata Ulang Kerja Hybrid | "Harga Teman", Komponen Harga yang Masih Misteri

Kompas.com - 28/07/2021, 20:30 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA---Pandemi Covid-19 banyak mengubah kebiasaan setiap orang dan lingkungan, termasuk cara bekerja.

Terbaru adalah skema bekerja campuran atau hybrid. Skema ini membuat karyawan sebagian bisa bekerja di kantor dan sebagian lainnya di rumah ataupun di luar kantor.

Karena itu, agar skema baru ini berjalan dengan baik, perusahaan perlu beradaptasi. Membangun budaya yang selaras untuk seluruh insan perusahaan dengan mendukung nilai-nilai organisasi menjadi salah satu caranya.

Budaya perusahaan yang sudah berfungsi baik, tidak membutuhkan perbaikan setelah pandemi. Hanya saja eksekutif perusahaan perlu mengkalibrasi ulang pendorong budaya perusahaan agar selaras dengan cara baru menyelesaikan pekerjaan.

Selain soal kerja hybrid dalam budaya perusahaan ada juga pembahasan seputar transformasi digital yang bukan sekada digitalisas serta "harg teman" sebagai komponen yang masih misteri hingga kini.

Berikut konten-konten menarik dan populer kanal Ekonomi di Kompasiana:

1. Pendekatan "Corporate Culture", Menata Ulang Lingkungan Kerja Hybrid

Kompasianer Merza Gamal berpendapat, perusahaan yang memberikan lima pendorong budaya perusahaan yang secara kolektif membentuk bagaimana insan perusahaan berperilaku membuat manajer dan insan perusahaan siap untuk sukses.

Alasannya, dikatakan dia, karena para insan perusahaan tersebut akan terus menyesuaikan diri dengan dinamika kerja yang berkembang dengan tim hybrid, lingkungan kerja yang fleksibel, dan norma-norma baru.

"Pastikan keputusan didasarkan pada nilai-nilai organisasi, dan petakan komitmen dan pernyataan yang dibuat untuk perilaku kepemimpinan yang terlihat, kebijakan organisasi, dan kebutuhan insan perusahaan," tulisnya. (Baca selengkapnya)

2. Digital Transformation Bukan Sekadar Digitalisasi

Menurut Kompasianer Merza Gamal, transformasi digital bukanlah sekadar digitalisasi. Menurut dia, digitalisasi adalah tentang memungkinkan bisnis berjalan seperti biasa dan "tetap dalam struktur lama".

Sedangkan, transformasi adalah tentang membangun keunggulan kompetitif jangka panjang yang nyata untuk berhasil atau sustainable competitive advantage (SCA).

Meskipun begitu, menurutnya, banyak energi dan investasi dalam digitalisasi namun banyak eksekutif mengungkapkan keprihatinan bahwa mereka sebenarnya tertinggal dalam membuat pilihan penting yang mengarah pada diferensiasi.

"Mereka benar untuk khawatir, karena menang di dunia pasca-Covid akan membutuhkan imajinasi ulang tidak hanya bagaimana perusahaan bekerja, tetapi juga apa yang dilakukan untuk menciptakan values di era digital," tulisnya. (Baca selengkapnya)

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com