JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) meluncurkan InaTews Buoy, teknologi pendeteksi tsunami dan gempa.
Keunggulan dari InaTews Buoy hasil inovasi BPPT ini adalah dapat beroperasional di laut dalam sehingga dapat mendeteksi dini tsunami.
Alat ini telah dipasang di Perairan Gunung Anak Krakatau. Dengan hadirnya alat tersebut seiring dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 93 Tahun 2019 untuk Memperkuat dan Mengembangkan Sistem Informasi Gempa Bumi dan Tsunami di Indonesia.
Baca juga: BPPT Jalankan Pilot Plan untuk Bantu Kembangan Energi Baru Terbarukan di RI
"Secara sejak tahun 2019-2024 dengan target kinerja yaitu terpasang dan beroperasinya Inabuoy di 13 lokasi, InaCBT di 7 lokasi, InaCAT/Tomografi di tiga lokasi dan satu kecerdasan artifical (AI Tsunami) di Indonesia, kata Kepala BPPT Hammam Riza melalui keterangan tertulis, Kamis (29/7/2021).
Tidak hanya itu, teknologi Buoy ini terdiri dari tiga komponen utama yakni OBU, Tsunami Buoy dan Manajemen Data di InaTOC.
Cara kerjanya, OBU secara aktif mengirim data melalui underwater accoustic modem ke Tsunami Buoy yang terpasang di permukaan laut.
Tsunami Buoy berperan sebagai penerima data dari OBU.
Kemudian, mentransmisikan data tersebut via satelit ke pusat pemantau tsunami Read Down Station (RDS) di Gedung I BPPT lantai 20.
Baca juga: Pamer Produk Inovasi Berbasis AI, BPPT Selenggarakan Artificial Intelligence Summit 2020
Buoy yang dipasang di dekat sumber gempa dan tsunami bekerja berdasarkan gelombang tsunami atau anomali elevasi muka air laut yang dideteksi oleh sensor yang ditempatkan di OBU.
Alat inilah yang berfungsi merekam kedatangan gelombang tsunami.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.