Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuartal II 2021, Bank Permata Catatkan Laba Bersih Rp 639 Miliar

Kompas.com - 04/08/2021, 18:23 WIB
Kiki Safitri,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Pada kuartal II tahun 2021, PT Bank Permata Tbk membukukan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 639 miliar.

Nilainya meningkat signifikan 74,3 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 366 miliar.

Direktur Utama PermataBank, Chalit Tayjasanant mengungkapkan, pertumbuhan ini ditopang oleh penerapan strategi usaha berkesinambungan secara pruden dan konsisten.

Baca juga: Buka Tabungan di Bank Permata Bisa Lewat Aplikasi Moxa, Ini Caranya

Perseroan juga terus menjaga kualitas aset pada level yang aman serta memelihara posisi likuiditas dan permodalan untuk mendukung pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

”Meskipun keadaan perekonomian Indonesia belum kembali seperti pra-pandemi, strategi bisnis yang kami jalankan dan dukungan para nasabah kami mampu mencetak hasil memuaskan di tengah tahun 2021,” kata Chalit dalam siaran pers, Rabu (4/8/2021).

Pada kuartal II ini perseroan juga mencatat total aset yang bertumbuh sebesar 34,8 persen YoY menjadi sebesar Rp 212,9 triliun.

Sementara itu, penyaluran kredit tumbuh 16,6 persen YoY menjadi sebesar Rp 120,8 triliun.

Pertumbuhan penyaluran kredit, didorong oleh pertumbuhan kredit segmen wholesale banking sebesar 39,8 persen YoY yang dikontribusikan dari penyelesaian integrasi dengan Bangkok Bank Indonesia di bulan Desember 2020.

Baca juga: Semester I-2021, Prodia Kantongi Laba Bersih Rp 301,02 Miliar

Selain itu juga ditopang oleh pertumbuhan KPR yang cukup signifikan yaitu sebesar 21,7 persen YoY di segmen ritel.

“Perluasan skala bisnis dan pertumbuhan kredit sehat, baik secara organik maupun inorganik, tetap menjadi fokus utama dalam meningkatkan kinerja PermataBank saat ini. Kami berharap dapat terus mendukung ekosistem perbankan Indonesia menuju ke arah yang lebih kuat,” jelas Chalit.

Pendapatan operasional perseroan kuartal II 2021 tercatat sebesar Rp 4,9 triliun atau tumbuh sebesar 19,4 persen YoY pada kuartal II tahun 2021.

Demikian juga dengan laba operasional sebelum pencadangan tumbuh sebesar 36,6 persen YoY.

Rasio NPL gross dan NPL net di bulan Juni 2021 masing-masing 3,3 persen dan 1,2 persen, meningkat dibandingkan dengan posisi Desember 2020 masing-masing sebesar 2,9 persen dan 1 persen.

Baca juga: Semester I-2021, Airbus Bukukan Laba Bersih Rp 37,9 Triliun

Namun, angka tersebut masih lebih baik dibandingkan posisi Juni 2020 masing- masing sebesar 3,7 persen dan 1,8 persen.

PermataBank juga mengalokasikan biaya pencadangan kerugian penurunan nilai untuk mengantisipasi potensi kerugian akibat penurunan kualitas aset sebesar Rp 1,5 triliun atau meningkat 41 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

“Dalam hal pencadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan, Bank tetap menjalankan prinsip kehati-hatian mengingat dampak pandemi yang masih berlanjut yang secara tidak langsung menyebabkan potensi peningkatan risiko kredit inheren,” ujar Chalit.

Di sisi lain, posisi likuiditas perseroan turun, tercermin pada rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 75 persen pada akhir Juni 2021, turun dibandingkan dengan posisi tahun lalu yang sebesar 81 persen.

Hal ini dikontribusikan oleh peningkatan simpanan nasabah yang tumbuh sebesar 25 persen YoY dengan rasio CASA sebesar 52 persen, menguat dibandingkan posisi Desember 2020 sebesar 51 persen.

Baca juga: Dari Rugi, Indika Energy Raup Laba Bersih Rp 174 Miliar pada Semester I 2021

“Bank akan terus fokus untuk mempercepat laju pertumbuhan kredit yang sehat, didukung oleh pertumbuhan dana pihak ketiga secara sustainable dan efisien,” imbuh Chalit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Whats New
Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Whats New
IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com