Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Antisipasi Perubahan Iklim, Kementan Berupaya Optimalkan Irigasi Pertanian

Kompas.com - 13/08/2021, 15:37 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kementerian Pertanian (Kementan) berupaya mengoptimalkan irigasi pertanian sebagai langkah adaptasi dan antisipasi perubahan iklim.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, pengairan yang baik diperlukan agar budi daya pertanian berjalan tanpa kendala.

“Air merupakan kebutuhan mendasar bagi sektor pertanian. Hanya saja, air juga bisa menjadi petaka bagi pertanian jika tidak dikelola dengan baik,” ujarnya, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (13/8/2021).

Untuk itu, lanjut SYL, dalam pertanian dibutuhkan pengelolaan air secara tepat, baik saat musim penghujan maupun musim kemarau.

Baca juga: Mentan Minta Perhimpi Fokus ke Pengelolaan Air

Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam web seminar (webinar) dengan tema "Upaya Optimasi Irigasi Pertanian Dalam Rangka Adaptasi dan Antisipasi Perubahan Iklim," Kamis (12/8/2021).

Berbagai sarana antisipasi perubahan iklim

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Ali Jamil menyatakan, pihaknya secara umum telah memiliki berbagai sarana untuk mengantisipasi terjadinya perubahan iklim.

Terlebih, kata dia, untuk mengantisipasi saat datangnya musim hujan secara tiba-tiba dan panas yang berkepanjangan.

"Kuncinya adalah optimasi irigasi pertanian. Kami akan gunakan sarana embung, rehabilitasi jaringan irigasi tersier (RJIT), hingga pepompaan," imbuh Ali.

Baca juga: Lewat RJIT, Dirjen PSP Berupaya Tingkatkan Indeks Pertanaman dan Partisipasi Poktan

Oleh karenanya, ia meminta petani agar tidak perlu khawatir dalam menghadapi perubahan iklim.

Sebab, Direktorat Jenderal (Ditjen) PSP telah memiliki berbagai sarana untuk mengantisipasinya.

"Misalnya ketika banjir ada pemompaan untuk menarik air, begitu pula saat musim kemarau. Artinya, secara umum kami sudah siapkan untuk mengantisipasi perubahan iklim," ujar Ali.

Kendati demikian, ia mengaku, pihaknya akan berfokus pada pengoptimalan sawah tadah hujan. Tujuannya agar budi daya pertanian tidak terganggu dengan perubahan iklim.

Baca juga: Jokowi Minta Petani Tak Hanya Fokus Menanam, Harus Kompetitif di Bisnis Pertanian

“Menurut saya, masalah sawah tadah hujan harus diselesaikan supaya luas pertanaman dan luas pertanian di Indonesia meningkat. Itu yang menjadi fokus saya. Nanti kami undang khusus berbagai narasumber untuk membahas hal ini," imbuh Ali.

Sementara itu, Direktur Irigasi Pertanian Ditjen PSP Kementan Rahmanto menyatakan, pertanian harus terus berjalan meski dalam situasi apa pun.

Oleh karenanya, sebut dia, irigasi dengan berbagai model harus dilakukan guna mengantisipasi terjadinya perubahan iklim.

"Jadi irigasi akan menjadi problem solving terjadinya perubahan iklim. Kami akan berkoordinasi dengan baik mengantisipasi perubahan iklim di sektor pertanian," ucap Rahmanto.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com