Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Kementan Gelar Bimtek On The Spot, 4 Petani Ini Bagikan Pengalamannya

Kompas.com - 30/08/2021, 16:58 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia ke-76, Kementerian Pertanian (Kementan) menyelenggarakan berbagai kegiatan sepanjang bulan Agustus, salah satunya Bimbingan Teknis (Bimtek) On The Spot bertema “Merdeka Panen dan Tanam”.

Bimtek kali ini menghadirkan empat petani sayuran dan tanaman obat yang mewakili kelompok taninya, yakni Kelompok Tani (KT) Muda Sejahtera Temanggung, KT Gemah Ripah Malang, KT Muda Keren Bali, dan KT Sumber Jaya Bekasi.

Keempat petani tersebut saling berbagi pengalaman bertani dan momen panen serta masa tanam yang sedang mereka lakukan.

Ketua KT Muda Sejahtera dari Kabupaten Temanggung Sumardi menceritakan petani di daerahnya yang sudah mulai menanam cabai di lahan seluas 10 hektar (ha).

Dia menjelaskan, KT Muda Sejahtera memilih varietas cabai yang tahan terhadap virus dan hingga saat ini masih terus belajar untuk memahami proses penanaman serta budidayanya.

Baca juga: Dalam 2 Tahun Terakhir, Mentan SYL Klaim Kementan Tak Rekomendasikan Impor Beras

KT Muda Sejahtera ingin melakukan kegiatan borong cabai hasil petani. Tidak hanya itu, kelompok tani ini juga mendorong petani untuk ikut membeli hasil pertanian. Ini agar rekan-rekanya sesama petani dapat menikmati hasil yang layak.

“Kami berharap kepada pihak yang berkaitan dengan pertanian untuk mendukung program kami saat ini dan kami para petani siap untuk menjalankan program food estate,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (30/8/2021).

Sarmadi juga mengucapkan terima kasih atas fasilitas yang diberikan Kementan.

Kisah budidaya cabai disambung Ketua KT Gemah Ripah Yogiantoro dari Malang, Jawa Timur. Dia menceritakan, pihaknya sudah mengembangkan sentra cabai yang produksinya mencapai 30 ton per hari dari lahan seluas 360 ha.

Yogiantoro menjelaskan, hasil panen tersebut ditujukan untuk mencukupi kebutuhan cabai di Pasar Induk Kramat Jati.

Baca juga: Tingkatkan Produksi Pertanian, Kementan Perbaiki Tata Kelola Pupuk Subsidi

Adapun, varietas cabai yang dibudidayakan adalah varietas mhanu prentul. Varietas ini dipilih karena sangat digemari oleh pedagang di Jakarta.

Pada kesempatan ini, Yogiantoro meminta saran kepada Direktorat Jenderal Hortikultura Kementan dan petani lainnya untuk meningkatkan produksi serta memaksimalkan keuntungan dari harga jual yang murah.

“KT Gemah Ripah meminta masukan bagaimana untuk meningkatkan produksi dan juga mengatasi harga yang murah ini sehingga masih mendapatkan keuntungan,” ucap Yogiantoro.

Sementara itu, Ketua KT Petani Muda Keren (PMK) Gede Suardita dari Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali, menceritakan proses pertanaman yang menggunakan teknologi.

Dia menuturkan, kelompok taninya menerapkan konsep tumpang sari serta menggunakan teknologi mekanisasi dan internet untuk budidaya sayuran buah dan sayuran daun.

Baca juga: Simak, Cara Menanam Cabai Rawit di Polybag agar Cepat Berbuah

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com