Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wacana Luhut Jadikan PeduliLindungi Jadi Alat Pembayaran Digital

Kompas.com - 25/09/2021, 14:51 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan ingin penggunaan aplikasi PeduliLindungi diperluas ke semua kegiatan di masa pandemi Covid-19.

Bahkan, sambung Luhut, aplikasi ini tak hanya digunakan sebagai sebatas untuk penerapan protokol kesehatan, namun bisa diaplikasikan untuk pembayaran digital.

"Jadi ini sekarang sudah melebar nanti, mungkin kita coba masukkan ke digital PeduliLindungi platform yang macam saja bisa masuk," ucap Luhut dikutip dari Kompas TV, Sabtu (25/9/2021).

Seperti diketahui, saat ini PeduliLindungi telah banyak digunakan oleh masyarakat, mengingat aplikasi tersebut telah menjadi syarat untuk melakukan berbagai aktivitas, mulai dari mengunjungi fasilitas umum, mal, supermarket, hingga menonton di bioskop.

Baca juga: Mengintip Bisnis Luhut, Menteri Jokowi yang Kaya Raya dari Batubara

Aplikasi PeduliLindungi juga ditetapkan pemerintah menjadi syarat perjalanan semua moda transaportasi sejak 28 Agustus 2021.

Menurutnya, hal itu dapat menjadi pembuktian kepada dunia bahwa Indonesia terus bertransformasi menjadi lebih baik, dibandingkan kondisi 7 hingga 10 tahun yang lalu.

"Jadi kita buktikan ke dunia bahwa Indonesia berubah menjadi Indonesia baru, yang tangguh, yang bisa menatap hari esok, yang lebih baik," ujarnya menegaskan.

Luhut mengatakan, disiplin protokol kesehatan menjadi peran penting dalam beraktivitas di masa pandemi yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan pakai sabun atau 3M. Termasuk pula kedisiplinan untuk menghindari kerumunan.

Baca juga: Serangan Konten Youtube ke Luhut: Said Didu, Haris Azhar, hingga Sexy Killers

"Semua kegiatan kita nanti akan jalan dengan aplikasi PeduliLindungi, tujuannya untuk memastikan di lokasi tersebut semuanya negatif Covid-19 atau semuanya sudah divaksin," kata Luhut di kesempatan lain.

Selain itu, gencarnya melakukan 3T atau testing (pemeriksaan), tracing (pelacakan), dan treatment (pengobatan) juga diperlukan. Begitu pula dengan mempercepat vaksinasi Covid-19.

Luhut bilang, upaya-upaya itu diperlukan dalam menghadapi pandemi. Terlebih kata Luhut, dari literatur yang ia baca, menyebutkan bahwa adanya potensi kembali terjadi gelombang kasus Covid-19 yang menghantam dunia di tahun depan.

"Oleh karena itu kita semua harus menjaga protokol kesehatan, supaya kita bisa bernavigasi dengan kondisi tersebut," imbuhnya.

Baca juga: Jubir: Pak Luhut Orangnya Sangat Terbuka, Sangat Bisa Terima Kritik

Luhut pun meminta untuk semua tempat umum bisa menerapkan aplikasi PeduliLindungi, terutama di simpul-simpul transportasi seperti bandara. Sebab lewat platform ini semua data terkait Covid-19 akan terkoneksi.

Menurutnya, hingga saat ini sudah ada 30 juta pengguna aplikasi PeduliLindungi. Jumlah ini tentu akan terus meningkat karena adanya kewajiban penggunaan aplikasi ini di area-area publik. 

Ia meyakini, seiring dengan gencarnya vaksinasi dan penerapan penggunaan aplikasi PeduliLindungi di sejumlah tempat umum, akan mendorong jumlah pengguna aplikasi tersebut mencapai ratusan juta di akhir tahun.

"Aplikasi ini akan membuat Indonesia lebih efisien dan efektif, dan akan membantu kita bernavigasi di tengah badai Covid-19 yang enggak tahu kapan berakhirnya," pungkas Luhut.

Baca juga: 2 Cara Pendaftaran Vaksin Covid via Pedulilindungi dan Loket.com

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank BPR Usaha Rakyat: Inovasi Jadi Fondasi Perbankan untuk Dukung dan Tingkatkan Daya Saing UMKM

Bank BPR Usaha Rakyat: Inovasi Jadi Fondasi Perbankan untuk Dukung dan Tingkatkan Daya Saing UMKM

Rilis
Pasar Smartphone Kembali Menggeliat, Home Credit Tebar Promo Samsung

Pasar Smartphone Kembali Menggeliat, Home Credit Tebar Promo Samsung

Spend Smart
OJK Turut 'Pelototi' Pembiayaan Bermasalah di LPEI

OJK Turut "Pelototi" Pembiayaan Bermasalah di LPEI

Whats New
Menaker Sebut BLK Komunitas Jadi Upaya untuk Tingkatkan Kompetensi SDM

Menaker Sebut BLK Komunitas Jadi Upaya untuk Tingkatkan Kompetensi SDM

Whats New
Perusahaan Vietnam Studi Banding ke Pupuk Kaltim, Ingin Kembangkan Industri Pupuk

Perusahaan Vietnam Studi Banding ke Pupuk Kaltim, Ingin Kembangkan Industri Pupuk

Whats New
Tingkatkan Kompetensi SDM Tanah Air, Wapres dan Menaker Resmikan 525 BLK Komunitas Baru

Tingkatkan Kompetensi SDM Tanah Air, Wapres dan Menaker Resmikan 525 BLK Komunitas Baru

Whats New
Erick Thohir Bakal Lebur 7 BUMN Karya Jadi 3

Erick Thohir Bakal Lebur 7 BUMN Karya Jadi 3

Whats New
OJK: Transaksi di Bursa Karbon Masih Kecil

OJK: Transaksi di Bursa Karbon Masih Kecil

Whats New
Resmikan 3 Gedung BBPVP Bandung, Menaker Ida: Ini Langkah Proaktif Membangun Potensi Bandung

Resmikan 3 Gedung BBPVP Bandung, Menaker Ida: Ini Langkah Proaktif Membangun Potensi Bandung

Whats New
Tren Penggunaan Uang Tunai Menurun, Digantikan Transaksi Nontunai

Tren Penggunaan Uang Tunai Menurun, Digantikan Transaksi Nontunai

Whats New
Gelar Job Fair Virtual 2024, Kemenaker Harap Kirim Lebih Banyak Pekerja ke Jepang

Gelar Job Fair Virtual 2024, Kemenaker Harap Kirim Lebih Banyak Pekerja ke Jepang

Whats New
Jadwal dan Tempat Penukaran Uang di BCA selama Ramadhan dan Lebaran 2024

Jadwal dan Tempat Penukaran Uang di BCA selama Ramadhan dan Lebaran 2024

Whats New
Serikat Pekerja Minta Kemenaker Beri Sanksi Perusahaan yang Tak Bayar THR Sesuai Aturan

Serikat Pekerja Minta Kemenaker Beri Sanksi Perusahaan yang Tak Bayar THR Sesuai Aturan

Whats New
Menaker Harap Aplikasi e-Court MA Permudah Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

Menaker Harap Aplikasi e-Court MA Permudah Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

Whats New
GOTO Catat Rugi Rp 90 Triliun pada 2023, Apa Sebabnya?

GOTO Catat Rugi Rp 90 Triliun pada 2023, Apa Sebabnya?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com