Walau demikian, Devie mengatakan bahwa ayahnya tetap semangat mengembangkan usaha agrikulturnya dan memperbanyak jenis tanaman yang di tanam di kebunnya.
Kini IP Fram dikelola Devie bersama suaminya, Ivan Linggar.
Devie mengungkapkan, sejak awal ayahnya berpesan agar IP Farm harus berjalan bersama petani lokal untuk menghasilkan sayuran yang berkualitas
Saat ini, IP Farm memiliki luas lahan 5,7 hektar dan karyawannya berjumlah 100 orang. IP Farm menggandeng penduduk lokal untuk mengurus lahan tersebut.
Sementara itu, jenis sayur-sayuran yang dikelola pun beraneka ragam, mulai dari Asparagus, Rosemary, Oregano, Thyme, Sage, Marjoram, Mint, Edible Flowers , jagung dan lain-lain.
Sementara jamur yang masih dibudidayakan sampai sekarang adalah Shiitake, tiram abu-abu, tiram putih, jamur kuping, jamur Maitake dan jamur Ling Tzi.
Devie bilang, saat ini pihaknya masih terus mendistribusikan jamur dan olahannya hingga ke berbagai tempat.
Penjualan hasil produk sayur-sayuran dilakukan dengan berbagai macam cara. Mulai dari penjualan langsung ke customer hingga memanfaatkan platform online seperti Tokopedia @IPFarm, Shopee @ipfarm, dan Instagram @ipfarm.
Baca juga: Ini 3 Skema Bisnis Pengisian Daya Kendaraan Listrik
Per minggu, IP Farm bisa menjual produknya kepada 400-500 pembeli. Bahkan selama pandemi, ketika orang bekerja dari rumah, penjualan sayurannya meningkat drastis.
Selain menjual produk sayuran, IP Farm juga membuka agrowisata atau obyek wisata bagi keluarga yang diberi nama Dari Kebun by IP Farm. Tempat wisata ini dapat dikunjungi dengan melakukan reservasi, dan wisatawan dapat belanja produk sayur-sayuran dengan langsung memetiknya dari kebun.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.