Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebagai Negara Maju, Kenapa AS Enggan Mengembangkan Kereta Cepat?

Kompas.com - Diperbarui 21/11/2021, 00:28 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Di banyak negara, pembangunan kereta cepat seringkali menimbulkan polemik. Biaya investasi yang mahal dan lamanya waktu pengembalian modal adalah dua alasan utamanya.

Itu sebabnya, masih banyak negara, termasuk beberapa negara maju, belum memutuskan kereta cepat sebagai prioritas. Tanpa hitungan matang, proyek kereta cepat justru akan memberikan kerugian karena biaya operasional tak bisa ditutup dengan penjualan tiket.

Jepang contohnya, dari beberapa jalur kereta cepat, relatif rute Tokyo-Osaka yang masih menguntungkan. Rute lainnya yang masih untung adalah Osaka-Hakata.

Namun pada tahun 2020, seperti dikutip Nikkei, Central Japan Railway akhirnya juga harus menanggung rugi sebesar 1,8 miliar dollar AS di rute Osaka-Tokyo.

Baca juga: Nasib Kereta Cepat: Molor, Biaya Bengkak, Ratusan Ton Besinya Dicuri

Setali tiga, China pun sejatinya sudah mulai mengerem pembangunan kereta cepatnya. Dari data yang dirilis Statista, dari 15 rute kereta cepat yang ada, hanya 5 yang menguntungkan. 10 sisanya terus menerus dalam kondisi merugi. 

Sementara di Asia Tenggara, Malaysia memutuskan menghentikan proyek kereta cepat yang menghubungkan Kuala Lumpur dengan Jurong Singapura, meskipun Negeri Jiran itu sudah terlanjur mengeluarkan biaya investasi yang tak sedikit, termasuk harus membayar kompensasi kerugian ke Singapura. 

Lalu mengapa Amerika Serikat sebagai negara maju enggan mengembangkan kereta cepat?

Amerika Serikat sebenarnya sudah memiliki kereta cepat bernama Acela yang dioperatori oleh Amtrax yang sebenarnya masih merupakan 'BUMN'. Namun perusahaan ini tak berkembang dengan rute terbatas karena kurang menguntungkan. Penumpangnya pun sepi. 

Baca juga: Ironi Kereta Cepat: Penumpang Menuju Bandung Dioper Pakai KA Diesel

Dikutip dari BBC, AS juga memiliki rencana membangun kereta cepat untuk rute Los Angeles dan San Francisco. Namun hal itu masih sebatas rencana dan menuai perdebatan publik. Paman Sam dikenal sebagai negara yang sangat perhitungan dari sisi ekonomi. 

Mereka yang menolak kereta peluru berpendapat, untuk apa membangun kereta cepat yang di banyak tempat merugi, jika negara itu sudah memiliki jaringan jalan tol dan pesawat udara yang sudah sangat baik.

Selain itu, sebagai negara yang menggantungkan ekonomi pada sektor swasta, sejauh ini belum ada investor swasta yang berniat membangun kereta cepat di sana. 

Kondisi ini berbeda dengan kereta barang, di mana banyak perusahaan swasta AS berlomba-lomba membangun jaringan rel kereta karena sudah terbukti sangat menguntungkan. 

Baca juga: Sri Mulyani Beberkan Alasan APBN Dipakai untuk Nombok Kereta Cepat

Alasan kurang berminat pada kereta cepat

Sementara itu dilansir dari Forbes, ada beberapa alasan mengapa Amerika Serikat masih enggan mengembangkan kereta cepat. 

1. Kepadapatan penduduk

Sebagai negara dengan daratan luas dan ekonomi yang tersebar merata, kepadapatan penduduk di AS relatif rendah dibandingkan dengan kota-kota di Eropa dan Asia. 

Halaman:


Terkini Lainnya

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com