Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Yasa Singgih Merintis Men's Republic, Nyaris Bangkrut hingga Kembali dengan Merek Baru

Kompas.com - 27/11/2021, 08:07 WIB
Kiki Safitri,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

Ia mulai kembali bermeditasi supaya tetap sadar dan tidak overthinking.

“Saya cerita bagian boroknya, supaya jadi pembelajaran kita semua. Saya pribadi enggak malu sama sekali ceritain kegagalan-kegagalan, karena udah menerima dan berdamai bersamanya. Dulu saya kerja keras, karena pengin banget dianggep sukses, punya bisnis dengan omzet sekian, dapat applause dari orang-orang, sampai akhirnya saya merasakannya, perusahaan nyaris bangkrut. Saya pribadi pun juga nyaris bangkrut,” beber dia.

Baca juga: Sri Mulyani Minta Pengusaha Tak Lupa Bayar Pajak meski Sibuk Ekspansi Bisnis

Hingga 2020, kegagalan demi kegagalan terus terjadi pada brand Men’s Republic. Namun, Yasa masih optimistis bisa melaluinya.

Ia tidak mau bisnis yang ia bangun harus gulung tikar dan berakhir kenangan.

Beruntungnya, ia mendapat masukan dari banyak teman dan relasi yang ia miliki. Dari situ, Yasa mulai berkaca, dan merenung untuk benar-benar melihat lebih dalam, menyelami bisnis yang ia bangun tersebut.

“Setelah dihajar bertubi-tubi, saya ngotot enggak mau angkat bendera putih. Kayak kecoak yang badannya kebalik, tapi gerak-gerak terus. Selama itu, saya enggak pernah diam nunggu kematian. Saya merenung, dan saya enggak mau kehilangan api lagi dalam bisnis. Kita boleh kehilangan materi, tapi jangan pernah kehilangan api,” ujar Yasa.

Baca juga: Erick Thohir Bantah Dapat Untung dari Bisnis PCR Milik Kakaknya

Titik balik

Yasa akhirnya sampai di titik balik bahwa Men's Republic bukan sekadar merek, tetapi ada mimpi yang ingin diwujudkan.

Apalagi ayah Yasa juga merupakan pekerja yang berkarier 20 tahun di dunia sepatu dan terus bermimpi memiliki merek sepatu sendiri.

“Seketika merinding, air mana netes. Melewati proses panjang diterjang badai ombak besar,” ujar Yasa.

Namun, Yasa selalu punya cara untuk kembali bangkit setelah diterjang ombak.

Di pertengahan tahun 2020, saat pandemi Covid-19 berada di masa-masa yang sangat mengkhawatirkan, Yasa mendapatkan strategic partners dan investor, yang mendukung perjalanan baru Yasa.

Baca juga: Teknologi Augmented Reality Bisa Bantu Manajemen Kelola Bisnis

Men's Republic rebranding

Yasa membuat keputusan besar untuk merombak besar-besaran di Men’s Republic.

Ia membenahi visinya ke depan secara jangka panjang, dan menutup lembaran Men’s Republic, untuk rebranding menjadi "Republic".

Kepada Kompas.com, Yasa bercerita mimpinya menjadikan merek Republic layaknya LVMH, yang menaungi merek-merek, seperti Louis Vuitton, Hermes, Christian Dior, dan banyak lagi, tentunya dengan versi Indonesia.

“Seperti apa kami ingin jadinya? Kami terinspirasi dari LVMH yang merupakan perusahaan luar yang mengelola banyak brand lifestyle seperti Louis Vuitton, Charles & Keith, Christian Dior seperti itu, versi Indonesia. Kami juga ingin membesarkan dan mengelola banyak brand Indonesia di pasar lokal maupun dunia,” jelas dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com