Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Targetkan Nol Emisi pada 2060, Menko Airlangga: Kuncinya Maksimalkan Teknologi Hijau

Kompas.com - 30/11/2021, 10:32 WIB
Ade Miranti Karunia,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

DENPASAR, KOMPAS.com - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengingatkan kepada seluruh badan usaha yang memanfaatkan energi fosil untuk bersiap bertransisi menggunakan teknologi ramah lingkungan.

Hal ini sebagai kesepakatan sejumlah pemimpin negara termasuk Indonesia dalam pertemuan G20 di Roma, Italia, dan Conference of the Parties (COP) 26 di Glasgow, Skotlandia, baru-baru ini.

Baca juga: Pakai Energi Fosil, Jokowi: Sampai Kapanpun Neraca Pembayaran RI Nggak Akan Beres...

Negara G20 berkomitmen menghentikan pemanfaatan dan pembiayaan batu bara di luar negeri secara bertahap sebagai upaya untuk memangkas suhu bumi.

Apalagi Pemerintah Indonesia juga menargetkan akan mencapai nol emisi (net zero emission) pada tahun 2060 mendatang.

"Kunci dari hal tersebut adalah bekerja maksimal dengan menggunakan teknologi hijau sehingga produk yang dihasilkan adalah yang ramah lingkungan dan tentunya bisa mendukung capaian pengurangan emisi karbon," ujar Airlangga secara virtual dalam ajang Konvensi Internasional ke-2 Indonesia Hulu Migas, di Bali, Selasa (30/11/2021).

SKK Migas kini mulai merancang untuk mengurangi emisi karbon.

Tak menutup kemungkinan, teknologi hijau juga akan diterapkan pada proyek-proyek strategis.

Baca juga: Pembangkit Listrik Tenaga Fosil Akan Hilang dari Indonesia pada 2060

Airlangga mengatakan, hal penting yang harus diperhatikan adalah komitmen untuk melakukan transisi energi yang mengarah pada penggunaan energi baru terbarukan (EBT).

Seiring hal tersebut, pemerintah memperhatikan kecukupan energi guna mendukung kegiatan perekonomian. Dengan demikian, Indonesia bisa membuat terobosan dibandingkan rencana awal.

"Namun kita tetap membutuhan migas bumi sebagai sumber bahan baku energi utama. Bahkan, gas sebagai sumber energi yang rate emisinya rendah tentunya punya peran yang bisa ditingkatkan untuk menggantikan energi fosil lain," kata dia.

Airlangga bilang, persiapan matang perlu dilakukan agar Indonesia bisa terus mendukung pertumbuhan energi dengan harga terjangkau.

Industri hulu migas berperan penting untuk meningkatkan dan menciptakan multiplier effect bagi industri hilir seperti pupuk dan Petrokimia.

Baca juga: SKK Migas: Transisi Energi Harus Didukung Roadmap yang Jelas

"Tahun lalu, Kementerian ESDM memberikan support untuk harga gas pada industri tertentu agar kompetitif. Kebijakan itu perlu diapresiasi agar hilir migas dapat berkembang sehingga tidak hanya pendapatan negara tapi efek penciptaan lapangan kerja dan mendorong ekonomi makro," ucap Airlangga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com