Studi Galloway dan Brown (2002) menemukan bahwa banyak lulusan berencana memulai bisnis setelah lima sampai sepuluh tahun setelah bekerja. Kenyataannya selama periode itu sikap sangat mungkin dapat berubah.
Sementara studi Audet (2004) menunjukkan bahwa persepsi dan intensi berwirausaha lulusan hanya stabil dan bertahan selama 18 bulan saja dan itu pun masih dapat dipertanyakan kembali.
Tampaknya faktor situasional berpengaruh kuat terhadap intensi berwirausaha.
Akhirnya, makna pendidikan kewirausahaan jangan dipandang hanya untuk melahirkan wirausaha yang menciptakan usaha rintisan baru, tetapi memiliki ruang lingkup yang lebih luas.
Materi yang diajarkan tidak melulu terkait dengan bisnis. Penanaman karakter entrepreneurial menjadi tema besar.
Di balik itu semua sesungguhnya pendidikan kewirausahaan mengajarkan keterampilan yang dibutuhkan untuk menjalani kehidupan.
Dengan karakter entrepreneurial yang dimiliki menjadi modal kuat untuk bertahan, sekalipun dalam kondisi krisis. Nilai-nilai itu yang mestinya menjadi perhatian bersama.
Franky Selamat
Dosen tetap Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Tarumanagara