Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Nama Ibu Kandung Jadi Lapisan Keamanan Rekening Bank?

Kompas.com - 04/12/2021, 08:33 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Muhammad Idris

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Dari waktu ke waktu, nama ibu kandung selalu menjadi sistem keamanan saat membuat rekening bank. Bahkan saat ini beberapa website juga meminta hal tersebut untuk lapisan keamanan penggunanya. 

Contohnya, saat seorang nasabah bank mendatangi customer service bank karena masalah kehilangan pin ATM hingga kehilangan kartu debit, ia akan ditanya siapa nama ibu kandungnya. Mengapa demikian?

Dilansir dari Ccm.net, penggunaan nama ibu kandung dalam lapisan keamanan adalah warisan sistem perbankan ratusan tahun lalu. Pada zaman dahulu, terutama orang Barat, nama ibu kandung adalah sesuatu yang sangat jarang diketahui oleh orang lain, alias hanya diketahui oleh lingkaran orang terdekat. 

Apabila saat seorang wanita sudah menikah, ia akan menanggalkan nama aslinya dan mulai menggunakan nama suami sebagai nama panggilannya. 

Terlebih, pada zaman dahulu, jarang terjadi kasus perceraian. Sehingga nama suami biasanya akan terus dipakai hingga ia meninggal.

Baca juga: 2 Cara Transfer Pulsa Telkomsel serta Biayanya, Gampang dan Cepat

Hal inilah yang membuat orang luar hampir tak bisa menebak nama asli ibu kandung, sehingga hanya bisa diketahui oleh keluarganya sendiri. 

Profesor Universitas Columbia dan Pakar IT, Stephen Bellovin menemukan bahwa pertanyaan rahasia "Siapa nama gadis ibumu?" telah digunakan sejak 1882.

Sudah tak relevan

Kendati demikian, penggunaan nama ibu kandung atau nama gadis sebenarnya sudah tak relevan lagi dengan kondisi saat ini. Di era yang serba digital, orang luar bisa dengan mengakses informasi data diri dari internet maupun media sosial, termasuk nama ibu kandung seseorang. 

Saat ini ada banyak mekanisme yang dibuat untuk melindungi informasi, rekening bank, dan data pribadi seperti proses otentikasi dua langkah, kata sandi, dan pertanyaan keamanan.

Baca juga: BI Proyeksi Inflasi Capai 1,55 Persen pada 2021

Sudah menjadi pengetahuan umum di mana kata sandi dan pertanyaan keamanan jauh dari sistem keamanan yang sempurna karena dapat dicuri dari database atau dimata-matai dengan mudah.

Namun, selalu ada kemungkinan lupa dengan kata sandi yang sudah dibuat dan proses pemulihan kata sandi lebih buruk dari membuat kata sandi itu sendiri. Sebab, kata sandi agar aman harus dikombinasikan dengan huruf, angka, bahkan simbol sehingga ada ribuan kemungkinan untuk memulihkannya.

Oleh karenanya, dilansir dari fusion.tv, perusahaan yang memperhatikan keamanan dengan serius akan meminta pengguna untuk mengautentikasi identitas dengan faktor kedua, seperti kode yang dikirim ke perangkat telepon pengguna. Sehingga meski memakai nama ibu kandung dan kata sandi, rekening bank pengguna akan tetap aman.

Baca juga: Pengertian Kredit dan Contohnya

Pada dasarnya, pertanyaan keamanan belum sempurna hingga saat ini dan dalam banyak kasus lebih baik menggunakan kata sandi yang rumit dan kuat, otentikasi dua langkah, sidik jari, dan pengelola kata sandi seperti Dashlane untuk menyimpan semua kata sandi di satu tempat.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Redesain Logo BTN Menuju Era Digitalisasi

Redesain Logo BTN Menuju Era Digitalisasi

Whats New
Marak Bus Bodong, Pengusaha Otobus Imbau Masyarakat Waspada Pilih Angkutan untuk Mudik Lebaran

Marak Bus Bodong, Pengusaha Otobus Imbau Masyarakat Waspada Pilih Angkutan untuk Mudik Lebaran

Whats New
Bukan Hanya 7, Lokasi Pembersihan Hasil Sedimentasi di Laut Berpontesi Ditambah

Bukan Hanya 7, Lokasi Pembersihan Hasil Sedimentasi di Laut Berpontesi Ditambah

Whats New
Stereotipe Penilaian Kredit Perbankan

Stereotipe Penilaian Kredit Perbankan

Whats New
Investasi Mangkrak Senilai Rp 149 Triliun Tidak Bisa Dieksekusi

Investasi Mangkrak Senilai Rp 149 Triliun Tidak Bisa Dieksekusi

Whats New
BKN: Hingga Maret 2024, 55 orang ASN Dimutasi ke Otorita IKN

BKN: Hingga Maret 2024, 55 orang ASN Dimutasi ke Otorita IKN

Whats New
Menteri KP Sebut Hasil Penambangan Pasir Laut Bukan untuk Diekspor

Menteri KP Sebut Hasil Penambangan Pasir Laut Bukan untuk Diekspor

Whats New
Soal Penundaan Pembatasan Barang Bawaan dari Luar Negeri, Bea Cukai: Harus Diatur Kembali oleh Mendag

Soal Penundaan Pembatasan Barang Bawaan dari Luar Negeri, Bea Cukai: Harus Diatur Kembali oleh Mendag

Whats New
Apindo Imbau Pengusaha Bayar THR 2024 Tepat Waktu

Apindo Imbau Pengusaha Bayar THR 2024 Tepat Waktu

Whats New
Harga Bahan Pokok Selasa 19 Maret 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Harga Bahan Pokok Selasa 19 Maret 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Whats New
Pengusaha Telat Bayar THR, Siap-siap Kena Denda

Pengusaha Telat Bayar THR, Siap-siap Kena Denda

Whats New
Satgas UU Cipta Kerja Gelar Workshop Besama Ikatan Pengusaha Wanita di Hari Perempuan Internasional

Satgas UU Cipta Kerja Gelar Workshop Besama Ikatan Pengusaha Wanita di Hari Perempuan Internasional

Whats New
Sri Mulyani Laporkan Dugaan Fraud Rp 2,5 Triliun, LPEI Buka Suara

Sri Mulyani Laporkan Dugaan Fraud Rp 2,5 Triliun, LPEI Buka Suara

Whats New
Sepanjang Ramadhan, Stok Batu Bara untuk Pembangkit Listrik Dipastikan Aman

Sepanjang Ramadhan, Stok Batu Bara untuk Pembangkit Listrik Dipastikan Aman

Whats New
Ramai Aturan Baru soal Pembatasan Barang Bawaan Penumpang: Gampang Kok

Ramai Aturan Baru soal Pembatasan Barang Bawaan Penumpang: Gampang Kok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com