Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Strategi Erick Thohir Kala Jokowi Minta Setop Impor Obat Hingga Alkes

Kompas.com - 28/12/2021, 11:12 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak ingin Indonesia terus menerus mengimpor obat-obatan dan alat kesehatan (alkes). Ia ingin kedua produk kesehatan itu secepatnya diproduksi sendiri di dalam negeri.

"Alat-alat kesehatan, obat-obatan, bahan baku obat, kita harus berhenti untuk mengimpor barang-barang itu lagi dan kita lakukan produksi sendiri di negara kita," ujarnya dalam acara peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan Rumah Sakit (RS) Internasional Bali, Senin (27/12/2021).

Jokowi ingin Indonesia lebih mandiri dalam bidang kesehatan. Jika rumah sakit di Bali ini rampung, ia pun berharap tidak ada lagi masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri.

Baca juga: Erick Thohir Targetkan Pembangunan RS Internasional Bali Rampung Pada 2023

Menurut Presiden, setiap tahun sekitar 2 juta masyarakat Indonesia pergi ke luar negeri untuk mendapatkan layanan kesehatan. Beberapa negara yang dituju yakni Singapura, Malaysia, Jepang, hingga Amerika Serikat.

"Kita pun kehilangan Rp 97 triliun karena itu," kata Jokowi.

Menanggapi arahan Jokowi, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, pihaknya saat ini mendorong PT Indofarma Tbk untuk fokus dalam pengembangan industri herbal pada pengobatan.

Erick menilai Indonesia memiliki alam dan kultur yang mumpuni guna mengembangkan industri herbal, sehingga diharapkan bisa menekan impor bahan baku obat-obatan.

“Industri herbal sendiri kita punya kekuatan. Memang kita mempunyai alam dan punya kultur mengenai industri herbal ini. Karena itu Indofarma kita akan fokus pengembangan industri herbal untuk pengobatan,” jelas dia.

Selain itu, lanjut Erick, saat ini jajarannya telah mengonsolidasikan klaster kesehatan BUMN. Hal tersebut merupakan bagian dari pembentukan ekosistem guna memperkuat ketahanan dan kemandirian kesehatan.

Kementerian BUMN telah menggabungkan Bio Farma sebagai perusahaan induk (holding company) yang membawahi Kimia Farma, Indofarma. Serta telah membentuk Holding BUMN Rumah Sakit yang dipimpin oleh Indonesia Healthcare Corporation (IHC).

“Ekosistem ini menjadi kunci. Kalau kita berdiri sendiri-sendiri, akhirnya tentu kita tidak punya kekuatan yang terpadu untuk menahan gelombang yang terjadi ke depannya,” ujar Menteri BUMN.

Baca juga: Langkah Erick Thohir Bongkar Pasang Direksi dan Komisaris 9 BUMN di Akhir Tahun

Sementara itu, dari sisi bisnis, Bio Farma diharapkan mampu membuka peluang baru dalam industri kesehatan seperti industri vaksinasi. Erik bilang, saat ini BUMN sedang menjajaki pengembangan vaksin mRNA atau protein rekombinan.

Di sisi lain, pada 13 Desember 2021 kemarin uji klinis vaksin produksi Bio Farma pun telah dimulai. Dengan dimulainya uji klinis tersebut, dia berharap tahun depan Indonesia mampu memproduksi vaksin secara mandiri.

"Kita siap memproduksi 77 juta (dosis) untuk langkah awal yang bisa mulai insyaallah di bulan Juli,” pungkas Erick.

Baca juga: Pesan Erick Thohir ke PLN: Tidak Boleh Mati Lampu dengan Alasan Apa Pun Saat KTT G20

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com