JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia memamerkan investasi terbesar kedua dari Amerika Serikat selain PT Freeport Indonesia.
Investasi dari Amerika Serikat ini adalah dari Air Products and Chemicals Inc (APCI) untuk hilirisasi batu bara menjadi Dimetil Eter (DME) atau gas layaknya gas elpiji.
"Bapak Presiden, ini investasi terbesar kedua dari Amerika Serikat di Indonesia setelah investasi PT Freeport Indonesia," terang Bahlil saat mendampingi Presiden untuk meresmikan peletakan tiang pancang proyek DME di Sumatra Selatan.
Sebelumnya Bahlil menyebut komitmen investasi dari Air Products and Chemicals Inc (APCI) mencapai 15 miliar dollar AS atau setara Rp 210 triliun.
Baca juga: Mau Beli ORI021? Begini Cara Pesannya
Investasi iniuntuk memproduksi Dimethyl Ether (DME), methanol atau produk kimia lainnya untuk menggantikan elpiji yang selama ini harus impor.
Pada kerja sama ini Air Products and Chemicals Inc akan bekerja sama dengan PT Pertamina dan PT Tambah Batubara Bukit Asam Tbk (Bukit Asam).
Bahlil mennyebut proyek ini sudah di inisiasi sejak enam tahun yang silam. Baru pada 4 November 2021 yang lalu dilakukan Nota Kesepahaman (MoU) yang telah ditandatangani antara BKPM dan APCI di Dubai Uni Emirat Arab.
"Saya ingat tugas pertama dari Presiden setelah melanti jadi Menteri Investasi adalah untuk merealisasikan investasi ini," kata Bahlil.
Untuk tahap awal investasi Air Products and Chemicals Inc sebesar 2,3 miliar dollar AS atau setara Rp 33 triliun untuk mengolah batu bara kalori rendah menjadi DME.
Baca juga: 2 Cara Daftar Antrean Faskes BPJS Kesehatan secara Online
"Realisasi invetasi ïni full dari Amerika Serikat bukan dari Korea Selatan, bukan dari Jepang bukan juga dari China ini perimbangan investasi investsi terbesar kedua dari Amerika Serikat," katanya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.