Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Sering Dianggap Mata Uang Islam, dari Mana Asal Dinar dan Dirham?

Kompas.com - 26/01/2022, 10:43 WIB

KOMPAS.com - Pernahkah mendengar dinar dan dirham? Sebagian orang mungkin akan mengaitkan dua mata uang berbasiskan logam mulia ini dengan alat tukar yang berlaku di kawasan negara-negara Arab.

Bahkan, dinar dan dirham juga kerapkali diidentikan dengan alat tukar di awal periode perkembangan Islam hingga abad pertengahan. Hal ini mengakibatkan persepsi bahwa dinar dan dirham adalah mata uang Islam.

Namun benarkah dinar dan dirham berasal dari kawasan Timur Tengah?

Dikutip dari laman Britannica, dinar adalah nama satuan moneter yang hingga saat ini masih digunakan di beberapa negara Arab seperti Tunisia, Aljazair, Irak, Yordania, Kuwait, Bahrain, dan Libya.

Baca juga: Mengapa Dinar Kuwait Jadi Mata Uang Paling Mahal di Dunia?

Dinar, bersama dengan dirham, mulai diperkenalkan sebagai mata uang Islam resmi pada akhir abad ke-7 masehi oleh Al Malik, khalifah kelima (685-705) dari Dinasti Umayyah.

Sebelum beredarnya banyak kertas, dinar dan dirham ini digunakan sebagai alat tukar resmi. Nilai mata uang ini tentunya berbasiskan logam mulia, yakni nilai sebenarnya atau setidaknya mendekati dari logam mulia sebagai bahan pembuatnya.

Berdasarkan hukum Syari'ah Islam, dinar adalah uang emas murni yang memiliki berat 1 mitsqal atau setara dengan 1/7 troy ounce yang berpedoman pada Open Mithqal Standard (OMS).

Sedangkan dirham, berdasarkan ketentuan OMS, memiliki kadar perak murni dengan berat 1/10 troy ounce. OMS adalah standar untuk menentukan berat dan ukuran dinar dan dirham modern.

Baca juga: Apa Perbedaan Dinar dan Dirham?

Standar ini juga dikenal sebagai standar Nabawi karena berusaha untuk menduplikasi koin dinar dan dirham yang digunakan di zaman awal perkembangan Islam.

Asal dinar dan dirham

Dinar dan dirham sejatinya berasal dari mata uang yang berlaku di masa Romawi dan Persia. Mata uang dua negara adidaya itu kemudian diadopsi Bangsa Arab.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+