Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepanjang Februari, Market Kripto Diprediksi Positif, Termasuk Bitcoin dan Ethereum

Kompas.com - 06/02/2022, 11:00 WIB
Ade Miranti Karunia,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sepanjang Februari 2022 dan melewati perayaan Tahun Baru Imlek, banyak analis memprediksi market kripto akan bergerak perlahan melakukan rebound.

Trader Tokocrypto Afid Sugiono menilai, saat ini, kripto tidak masuk dalam fase bearish market yang berkepanjangan sehingga tidak ada harapan untuk naik lagi.

Di sisi lain, lanjutnya, market cenderung lebih ke arah koreksi karena harga akan selalu bergerak dan aset kripto memang dikenal cukup ekstrem dari segi fluktuasinya.

Baca juga: Bitcoin dan Ethereum Menguat, Simak Harga Kripto Hari Ini

"Prediksi Februari akan jadi bulan yang positif bagi market kripto. Secara historis, sejumlah kripto dengan kapitalisasi besar atau big cap, termasuk Bitcoin dan Ethereum bergerak positif di Februari tahun-tahun sebelumnya. Terlebih setelah perayaan Tahun Baru Imlek, para investor akan mengurangi cash out dan mulai kembali meramaikan market," katanya melalui keterangan tertulis, Minggu (6/2/2022).

Baca juga: Simak Tips Memilih Aset Kripto Melalui Analisis Fundamental

Afid pun melihat, ada beberapa indikator yang bisa memberikan sentimen positif pada pergerakan market kripto.

Seperti Microstrategy yang membeli 660 BTC. Kemudian, Presiden Rusia Vladimir Putin yang mendukung aktivitas aset kripto dan Arizona yang akan menjadikan BTC sebagai legal tender.

Baca juga: Cek Harga Kripto Pagi Ini, Mayoritas Menguat, tapi ETH, SOL dan DOGE Melemah

Terkait pengenaan pajak oleh pemerintah India sebesar 30 persen atas pendapatan dari transfer aset kripto, menurutnya tidak memicu respon pasar yang signifikan. Hal ini juga terjadi pada saat pemerintah Thailand mengumumkan membatalkan pemotongan pajak sebesar 15 persen.

Sepanjang Januari 2022, Bitcoin masuk zona merah

Lebih lanjut ia menjelaskan, sepanjang Januari 2021, Bitcoin terus masuk zona merah. Penurunan harga sepanjang awal tahun tersebut menempatkan BTC pada laju terburuknya sejak 2018 lalu. Hal ini menimbulkan spekulasi akan terulang kembali siklus empat tahunan Bitcoin.

Baca juga: Harga Aset Kripto Bitcoin Dkk Terus Turun, Apakah Masuk Fase Crypto Winter Seperti 2018?

Afid kembali menyambung penjelasannya, jika mengikuti siklus tersebut setelah harga Bitcoin mengalami kenaikan yang luar biasa, para investor akan melakukan koreksi, sehingga mereka melepas keping-keping BTC-nya secara perlahan dalam aksi ambil untung dan mengakibatkan penurunan harga aset kripto.

Baca juga: Apa Itu Altcoin dan Bagaimana Cara Kerjanya?

 

Meski begitu, Afid melihat koreksi market Bitcoin terjadi bukan disebabkan oleh siklus empat tahunan. Hal tersebut terjadi karena sentimen dari luar, seperti kebijakan The Fed, Bank Sentra Rusia hingga libur akhir tahun dan perayaan Imlek yang membuat market terkoreksi.

"Ini yang menjadi menarik, di mana siklus empat tahunan BTC akan hilang karena peran dari institusional maupun perusahaan global yang masuk ke industri kripto. Bitcoin merupakan aset kripto yang dianggap kurang berisiko bagi investor, terutama pada saat volatilitas dan ketidakpastian tinggi," ujarnya.

Menurut laporan Arcane Research, sepanjang Januari 2022 semua indeks kripto mengalami kerugian antara 20 persen dan 31 persen. Namun, Bitcoin mengungguli semua altcoin dan mempertahankan kapitalisasi market kripto tertinggi serta menghitung lebih sedikit kerugian.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual mata uang kripto. Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual mata uang kripto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com