JAKARTA, KOMPAS.com - "Kalau ke depan Jokowi-JK yang jadi, kita harus berani setop impor pangan, setop impor beras, setop impor daging, bawang, kedelai, sayur buah, ikan, karena semua itu kita punya," ucap Joko Widodo (Jokowi).
Itulah sepenggal kalimat tegas yang diucapkan Jokowi sebelum menjadi Presiden RI, atau tepatnya saat berkampanye di daerah Cianjur, Jawa Barat, dikutip dari pemberitaan kantor berita Antara pada Juli 2014.
Menurut Jokowi saat itu, Indonesia adalah negara agraris, tetapi ironisnya terlalu bergantung pada impor pangan. Sederet janji Jokowi untuk menghentikan impor pangan apabila terpilih menjadi Presiden RI juga mudah ditemukan dari jejak digital.
Masih menurut Jokowi, permasalahan impor pangan bahkan sangat berkaitan dengan segelintir oknum yang lebih mementingkan mengeruk keuntungan pribadi.
Baca juga: Hutan Dibabat demi Sawit, Tapi Minyak Goreng Justru Langka dan Mahal
Jokowi yang kala itu masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta menuturkan, mengatasi persoalan pangan sebetulnya tidaklah rumit. Kerumitan terjadi karena memang banyak kepentingan di dalamnya.
"Ini karena semua ada mafianya, mafia daging ada, mafia beras, mafia haji, mafia minyak, semua ada. Sebetulnya persoalan ini tidak rumit. Tapi menjadi rumit karena banyak kepentingan, ada yang ingin dapat uang, dapat komisi, sehingga kita impor-impor. Bocor-bocor," tegas Jokowi.
Bocor sendiri merujuk pada ungkapan populer saat Pilpres lantaran kerap diucapkan oleh pesaing Jokowi, Prabowo Subianto (kini Menteri Pertahanan). Bocor artinya banyak kerugian negara akibat ulah para oknum.
Usai memenangi Pilpres 2014 atau menjabat sebagai Presiden RI pada periode pertamanya, persoalan pangan memang jadi prioritas bagi Jokowi. Salah satunya masalah kedelai impor yang harus segera diatasi.
Baca juga: Minyak Goreng Masih Mahal dan Langka, Giliran Harga Tahu Tempe Meroket
Meski dinilai banyak kalangan cukup ambisius, Jokowi menyatakan, Indonesia bisa melakukan swasembada tiga makanan pokok dalam tiga tahun saja. Ketiganya adalah padi, jagung, kedelai (pajale).
Seperti diketahui, harga kedelai di pasar internasional diperkirakan masih akan tinggi hingga pertengahan tahun ini. Cuaca buruk hingga kenaikan kebutuhan kedelai untuk pakan ternak jadi penyebabnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.