Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Dunia Tembus 118 Dollar AS Per Barrel, Tertinggi sejak 2013

Kompas.com - 05/03/2022, 10:37 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber Bloomberg

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga minyak mentah dunia terus melesat seiring dengan semakin panasnya tensi antara Rusia dan Ukraina. Pada sesi perdagangan Sabtu (5/3/2022) pagi, harga minyak mentah dunia menguat lebih dari 7 persen, imbas dari terganggunya ekspor Rusia.

Dilansir dari Bloomberg, harga minyak mentah berjangka global, Brent, naik 7,65 persen ke level 118,1 dollar AS per barrel. Harga ini menjadi yang tertinggi sejak tahun 2013.

Penguatan juga dialami oleh harga minyak mentah berjangka acuan Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI). Tercatat WTI menguat 7,44 persen ke level tertinggi sejak 2008, yakni 115,68 dollar AS per barrel.

Baca juga: Melejit, Harga Emas Antam Tembus Rp 1 Juta Per Gram

Sebagai informasi, Pemerintah Amerika Serikat tengah mempertimbangkan rencana pemblokiran impor minyak dari Rusia. Rencana ini disiapkan untuk menekan kemampuan Rusia di tengah perang dengan Ukraina.

Langkah tersebut dinilai akan memperkeruh kondisi perdagangan Rusia yang saat ini sudah terganggu. Sebab, sejumlah sanksi membuat Rusia itu terblokir dari sistem keuangan global sehingga tidak bisa mendapatkan pembiayaan.

"Saya hanya bisa melihat (harga) minyak menuju lebih tinggi. Pasar menyadari kenyataan bahwa kita sudah mengalami kendala pada minyak Rusia tanpa adanya sanksi formal (ke pasokan energi Rusia). Sulit untuk melihat apa yang bisa dilakukan OPEC," ungkap Daniel Hynes, ahli strategi komoditas senior di Australia and New Zealand Banking Group.

Baca juga: Disuntik APBN, Kereta Cepat Jakarta Bandung Diklaim Tetap B to B

Pada akhir pekan lalu, AS dan sekutunya telah memberikan sanksi baru dengan membuat bank-bank di Rusia dikeluarkan dari Society Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT), sistem pembayaran untuk sebagian besar transaksi keuangan internasional.

Hal ini dilakukan untuk membuat bank-bank Rusia terputus dari sistem keuangan global, sehingga akan mempersulit bisnis ekspor-impor atau menerima pembiayaan dari luar negeri. Sanksi ini dinilai berat karena berada di jantung sistem perbankan.

Meski sanksi tak menargetkan pasokan energi Rusia, investor tetap khawatir karena sanksi itu dinilai berpotensi membuat perdagangan energi menjadi kacau.

Baca juga: Resmi Naik, Ini Daftar Harga Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com