Kebutuhan Pembiayaan Masih Tinggi, Penyaluran Pinjaman Fintech Tumbuh Positif

JAKARTA, KOMPAS.com - Industri financial technology (fintech) lending masih mencatatkan kinerja yang positif sepanjang tahun lalu, seiring dengan masih tingginya kebutuhan pembiayaan di kalangan masyarakat yang tidak tersentuh akses perbankan atau unbankable.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), industri fintech lending mencatatkan akumulasi penyaluran kredit mencapai Rp 295,85 triliun hingga akhir 2021, meningkat 89,77 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Baca juga: Terus Melesat, Penyaluran Fintech Lending Tembus Rp 295,8 Triliun

Direktur Eksekutif AFPI Kusersyansyah mengatakan, mengacu kepada data Bank Dunia, gap antara kebutuhan dan penyaluran kredit di Indonesia mencapai Rp 1.500 triliun per tahun.

“Gap kredit ini bisa dikatakan sebagai segmen yang unbankable dan mengatasi gap kredit itu merupakan visi-misinya fintech lending,” kata dia, dalam keterangannya, Kamis (10/3/2022).

Baca juga: Jumlah Peminjam Fintech Lending Terus Melesat

Sejalan dengan tingginya gap kredit tersebut, pandemi telah mengubah perilaku masyarakat, dengan terus memanfaatkan layanan keuangan berbasis digital.

“Jadinya, pinjaman online ini menjadi alternatif yang semakin banyak digunakan,” katanya.

Baca juga: Berkurang 1, Ini Daftar Terbaru Fintech Lending Terdaftar dan Berizin OJK 2022

Kinerja Kredito

Kinerja positif juga terefleksikan oleh salah satu fintech lending terdaftar OJK, Kredito, yang merupakan platform milik PT Fintek Digital Indonesia.

Direktur Kredito Daniel Soelistyo menjelaskan, sepanjang tahun 2021 perusahaan berhasil menyalurkan pinjaman sebesar Rp 1,46 triliun, atau meningkat 677 persen secara yoy.

Pertumbuhan itu juga diikuti dengan kualitas pinjaman yang relatif terjaga, dengan tingkat TKB90 di level 96 persen.

“Kredito telah menunjukkan kinerja yang luar biasa di sepanjang tahun 2021 dalam memberikan kemudahaan pembiayaan dan pelayanan kepada para pengguna setia serta masyarakat,” ucapnya.