Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Air Kemasan Merek Cleo Pastikan Bebas Bahan Kimia Berbahaya

Kompas.com - 14/03/2022, 13:06 WIB
Ade Miranti Karunia,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Sariguna Primatirta Tbk (Tanobel Group) emiten produsen Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) CLEO terus fokus menjaga kualitas dan keamanan produk dengan menggunakan kemasan yang bebas BPA (Bisphenol-A) untuk semua produknya.

"Kami menyadari produk yang memiliki diferensiasi dan memberi manfaat adalah produk yang dibutuhkan pasar. CLEO dengan teknologi nano-filtrasi, menghasilkan air minum yang 20 kali lebih murni dengan kadar TDS di bawah 10 ppm yang sangat baik untuk kebutuhan konsumsi sehari-hari. Air murni CLEO memiliki rasa yang ringan, baik untuk kesehatan ginjal dan aman untuk berbagai kebutuhan keluarga Indonesia," jelas Wakil Direktur Utama CLEO Melisa Patricia melalui keterangan tertulis, Senin (14/3/2022)

Baca juga: Dua Temuan Mengejutkan BPOM, Potensi Bahaya BPA Galon Isi Ulang hingga Kopi Saset Mengandung Paracetamol

Lebih lanjut kata dia, perseroan memperkirakan pertumbuhan industri AMDK tahun 2022, akan mengarah positif lantaran permintaan akan air minum kemasan terus meningkat. Melihat hal ini, AMDK optimis dengan menargetkan penjualan hingga double digit atau sekitar 30 persen.

Tahun ini, CLEO melakukan ekspansi dengan menambah tiga pabrik pengolahan AMDK yang berada di Balikpapan, Palangkaraya dan Palembang. Masing-masing pabrik diproyeksikan berkapasitas hingga 100 juta liter.

"Adapun pembangunan ini, kami anggarkan dalam rencana capex (belanja modal) perseroan yang berkisar Rp 220 miliar," sebut Melisa.

Baca juga: Aspadin Minta BPOM Setop Bahas Pelabelan BPA AMDK dan Galon Isi Ulang

Sebelumnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menemukan kandungan bahan kimia di beberapa produk makanan kemasan. Bahan kimia di produk makanan ini dapat mengganggu kesehatan masyarakat yang mengkonsumsinya.

Adapun temuan bahan kimia berbahaya itu terdapat pada air minum galon isi ulang dalam satu tahun terakhir. Dalam pengujian tersebut, BPOM menemukan potensi bahaya migrasi Bisfenol-A pada sarana distribusi dan fasilitas produksi industri air minum dalam kemasan.

Baca juga: YLKI Desak BPOM Transparan Soal Temuan Bahaya Migrasi BPA pada Galon Air dan AMDK

Bisfenol-A, atau BPA, merupakan bahan campuran utama polikarbonat, jenis plastik pada kebanyakan galon isi ulang yang beredar di pasar.

Hasil uji perpindahan BPA dari kemasan ke dalam air galon menunjukkan sebanyak 33 persen sampel pada sarana distribusi dan peredaran, serta 24 persen sampel pada sarana produksi berada rentang batas migrasi BPA 0,05 mg per kilogram yang ditetapkan Otoritas Keamanan Makanan Eropa (EFSA) dan 0,6 mg per kilogram berdasarkan ketentuan di Indonesia.

BPOM juga melakukan kajian paparan BPA pada konsumen produk galon isi ulang dengan hasil menunjukkan bahwa kelompok rentan pada bayi usia 6-11 bulan berisiko 2,4 kali, dan anak usia 1-3 tahun berisiko 2,12 kali dibandingkan kelompok dewasa usia 30-64 tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com