Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Harapan Rusia-Ukraina Damai dan Suku Bunga AS Naik, Harga Emas Dunia Kian Merosot

Kompas.com - 15/03/2022, 11:20 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Sumber CNBC

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga emas dunia kian merosot pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi WIB) akibat naiknya imbal hasil Treasury AS naik karena ekspektasi kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (The Fed).

Investor mulai beralih ke aset berisiko, di tengah harapan perdamaian antara Rusia dan Ukraina, sehingga mengurangi daya tarik emas sebagai aset aman (safe haven).

Mengutip CNBC, Selasa (15/3/2022), harga emas dunia di pasar spot turun 1,6 persen menjadi di level 1.953,40 dollar AS per troy ounce. Sementara harga emas berjangka Comex New York Exchange turun 1,5 persen menjadi di level 1.955,8 dollar AS per troy ounce.

Baca juga: Harga Emas Dunia Naik ke 1.933 Dollar AS, Dipicu Inflasi, Konflik Ukraina-Rusia, hingga Rencana The Fed

The Fed akan melakukan Pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 15-16 Maret 2022. Pasar pun memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) seiring dengan tingginya data inflasi AS di Februari 2022.

Seperti diketahui, kenaikan suku bunga akan menekan nilai emas yang tidak memberikan bunga atau imbal hasil seperti instrumen investasi lainnya.

"Salah satu alasan utama adalah melonjaknya imbal hasil treasury. Pasar juga tampaknya memperkirakan pertemuan FOMC pada hari Rabu di mana The Fed mungkin mulai memulai siklus pengetatan. Jadi, ini adalah faktor negatif untuk emas,” ujar Margaret Yang, Ahli Strategi di DailyFX.

Baca juga: Setelah Anjlok, Harga Emas Dunia Stabil di Kisaran 2.000 Dollar AS

Selain kebijakan suku bunga The Fed, pergerakan harga emas dunia memang sangat terpengaruh kondisi perang Rusia-Ukraina. Gejolak ekonomi global akibat perang tersebut membuat investor memilih emas sebagai aset aman (safe haven) untuk berinvestasi.

Harga emas pun sempat menyentuh level di atas 2.000 dollar AS per troy ounce untuk pertama kalinya sejak Agustus 2020 saat geopolitik Rusia-Ukraina memanas. Namun, seiring dengan adanya perkembangan negosiasi antara kedua negara tersebut untuk mengakhiri konflik, membuat harga emas kian melemah.

“Mengingat fakta bahwa kedua belah pihak (Rusia-Ukraina) bersedia untuk berbicara, saya pikir yang kondisi terburuk dari krisis Ukraina tidak akan terjadi. Jadi tak mungkin harga emas akan kembali melonjak melampaui level tertinggi sebelumnya di minggu lalu atau mencapai rekor tertinggi dalam waktu dekat ini,” kata Yang.

Adapun patokan imbal hasil Treasury AS 10-tahun tercatat mencapai 2,09 persen pada Senin pagi kemarin, yang sekaliguas menjadi titik tertinggi sejak Juli 2019. Hal tersebut didorong proyeksi kenaikan suku bunga The Fed sebesar 25 bps pada pekan ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com