Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Permintaan Kelapa Sawit Tinggi, Laba Austindo Nusantara Jaya Meroket Jadi 39,7 Juta Dollar AS

Kompas.com - 19/03/2022, 17:55 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Austindo Nusantara Jaya Tbk mencatatkan kinerja yang positif sepanjang tahun lalu, tercermin dari laba bersih perusahaan yang naik signifikan.

Ini selaras dengan tingginya permintaan kelapa sawit dan produk turunannya pada tahun 2021.

Perusahaan kelapa sawit dengan kode emiten ANJ itu membukukan laba bersih sebesar 39,7 juta dollar AS pada tahun 2021. Realisasi ini meroket 1.695 persen dibanding laba bersih tahun 2020 yang hanya mencapai 2,2 juta dollar AS.

Kenaikan laba bersih itu turut mendorong kenaikan pendapatan sebelum bunga, pajak, dan depresiasi atau  EBITDA dari 34,3 juta dollar AS pada 2020 menjadi 87,2 juta dollar AS pada 2021. Selain itu, marjin EBITDA juga naik dari 20,9 persen menjadi 32,7 persen.

Baca juga: Lewat RUPSLB, Austindo Nusantara Jaya Tunjuk Dirut Baru

Peningkatan kinerja keuangan ANJ didukung oleh kenaikan volume penjualan minyak kelapa sawit atau CPO sebesar 11,6 persen dan harga jual rata-rata CPO sebesar 38 persen.

Unit bisnis kelapa sawit berkontribusi sebesar 99 persen dari total pendapatan perusahaan sebesar 264 juta dollar AS, atau meningkat 63,2 persen dibandingkan 2020.

Direktur Utama ANJ Lucas Kurniawan mengatakan, peningkatan kinerja keuangan perusahaan didorong faktor penawaran dan permintaan.

Ekonomi dunia yang mulai pulih telah meningkatkan permintaan terhadap kelapa sawit dan produk turunannya.

Baca juga: BUMN Perkebunan Bentuk Subholding Kelapa Sawit untuk IPO Tahun Ini

Selain itu, kenaikan volume penjualan juga didukung oleh penerapan praktik kelapa sawit berkelanjutan, inovasi agronomi, serta peningkatan volume produksi, terutama dari tanaman muda yang baru menghasilkan dari kebun yang baru beroperasi di Papua Barat dan kebun di Pulau Belitung, dengan peningkatan masing-masing sebesar 63 persen dan 19 persen.

“Selain itu, untuk menghadapi tantangan perubahan iklim, kami juga melakukan inovasi agronomi yang memperhatikan faktor keberlanjutan seperti teknik fertigasi, pengomposan dan penyerbukan,” ujar Lucas, dalam keterangannya, Sabtu (19/3/2022).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com