Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibarat Mobil, Industri Kripto Masih Melaju dengan Gigi Rendah

Kompas.com - 25/03/2022, 20:40 WIB
Ade Miranti Karunia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Industri kripto di Indonesia dinilai belum tumbuh secara maksimal. Hal tersebut tak lepas dari belum tersedianya ekosistem kelembagaan aset kripto di Indonesia.

Menurut Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) dan COO Tokocrypto Teguh Kurniawan Harmanda, belum tersedianya ekosistem kelembagaan aset kripto jadi pekerjaan rumah bersama.

"Kelembagaan seperti bursa aset kripto hingga lembaga kliring berjangka belum sepenuhnya ada. Lantas apa konsekuensinya? Industri aset kripto yang pasti akan terus berjalan, namun ibarat pergerakan mobil, ini masih dalam posisi gigi rendah, belum optimal melesat," kata dia melalui keterangan tertulis, Jumat (25/3/2022).

Baca juga: Jumlah Investor Terus Tumbuh, Industri Kripto Diminta Taat Bayar Pajak

Berdasarkan data dari Bappebti, hingga Februari 2022 transaksi aset kripto telah mencapai Rp 83,8 triliun dengan jumlah pelanggan 12,4 juta investor, meningkat dari 2021 yang hanya 11,2 juta.

Namun ekosistem kelembagaan aset kripto di Indonesia mulai dari bursa aset kripto, lembaga kliring berjangka, pengelola tempat penyimpanan, pedagang fisik aset kripto, dan bank penyimpan sebagai lembaga penyimpan dana pelanggan, dinilai belum sepenuhnya ada.

Menurut Teguh, semua pihak harus bersinergi untuk memperbaiki ekosistem kripto di Indonesia, sehingga tumbuh secara maksimal.

Ia menuturkan kelembagaan aset kripto akan berpengaruh pada pertumbuhan dan penguatan industri kripto di Indonesia.

Teguh juga mengatakan hadirnya bursa kripto sudah diharap-harapkan oleh para pedagang aset kripto. Hadirnya bursa kripto dinilai akan memberikan kepastian bagi pedagang dan investor di dalam negeri.

Baca juga: Pemerintah Sebut Unilever Bakal Investasi 135 Juta Euro Tahun Ini

"Selama, bursa kripto belum hadir, maka status para pedagang yang terdaftar masih dinyatakan sebagai calon pedagang aset kripto. Padahal, Indonesia merupakan salah satu basis investor kripto paling kuat di dunia," ucapnya.

Selain itu, bursa kripto juga dinilai akan mempercepat proses pelaporan antara pedagang kripto dengan Bappebti sehingga cepat dan efisien, serta meningkatkan kepercayaan investor hingga memudahkan pengaturan pajak.

Sementara itu, adanya lembaga kustodian dan kliring diyakini akan membuat jumlah investor meningkat pesat, karena akan muncul kepercayaan bagi para masyarakat awam untuk melakukan investasi.

"Kami berharap semua stakeholder bersinergi untuk mempercepat kelengkapan ekosistem kelembagaan aset kripto di Indonesia. Tentu Kita tidak mau kehilangan potensi industri kripto dalam negeri, karena masyarakat lebih memilih untuk melakukan transaksi perdagangan di exchanger luar negeri," ujarnya.

Baca juga: Investor Kripto Capai 11 Juta Orang, Bakal Genjot Pertumbuhan Ekonomi Digital?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com