Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Cara PGE Integrasikan Program ESG pada Bisnis EBT

Kompas.com - 29/03/2022, 13:22 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) terus mendorong upaya keberlanjutan lingkungan dalam rangka pengembangan energi baru terbarukan (EBT).

Untuk mencapai hal tersebut, PGE menerapkan Environmental, Social, & Governance (ESG) yang terintegrasi sepenuhnya dengan seluruh operasi, dan pengembangan berbagai program Corporate Social Responsibility (CSR).

“Dalam menjalankan bisnisnya, PGE terus berkomitmen mengembangkan panas bumi, sebagai salah satu bagian penting dalam EBT, dengan selalu mengimplementasikan prinsip-prinsip Environment, Social, and Governance (ESG),” kata Direktur Utama PT PGE Ahmad Yuniarto melalui siaran pers, Selasa (29/3/2022).

Baca juga: Viral Video Penumpang Tunggu Bagasi Berjam-jam, Lion Air: Karena Hujan Deras

Ahmad Yuniarto menjelaskan, komitmen PGE dalam pengembangan energi panas bumi dapat berkontribusi dalam mencapai target atau tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals/SDGs) ke-7 (energi bersih dan terjangkau).

Selain itu, PGE juga mengacu pada tujuan ke-12 (konstruksi dan produksi yang bertanggungjawab), tujuan ke-13 (penanganan perubahan iklim), dan tujuan ke-15 (ekosistem darat).

Ahmad mengatakan, sebagai bentuk implementasi ESG, pihaknya juga memiliki program pengelolaan sampah. Ini bertujuan untuk mengurangi timbunan sampah di jalan atau lahan-lahan kosong. Adapun jumlah sampah yang berhasil didaur ulang mencapai 5,72 ton pada 2021, dan nilai ekonomi sampah sebesar Rp 10,44 juta.

Program ini melibatkan 269 rumah tangga di tiga desa, 20 nasabah di antaranya merupakan pelanggan Rangers App.

Baca juga: Sudah 3 Bulan, Anggaran PEN Baru Tersalur 5 Persen dari Pagu Rp 455,62 Triliun

Selain berbagai program CSR yang menyasar lingkungan dan masyarakat di sekitar wilayah kerja Panas Bumi milik PGE, salah satu ujung tombak akan usaha Pertamina New Renewable Energy (PNRE) ini juga ikut bergabung dalam Kampanye Global Earth Hour.

Rangers App merupakan start up yang dibangun oleh Hendri Wahyudi, salah seorang tokoh muda di Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung. Aplikasi transportasi online lokal ini dikembangkan di Ibun dengan berbagai layanan, antara lain ojek online, jasa kurir, pengantaran makanan, ticketing, dan payment system.

Saat ini, Rangers App telah menjangkau 35 mitra kuliner, 25 mitra Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), serta 2 tempat wisata alam di Kamojang, dan 10 mitra homestay di sekitar Kamojang.

“Kami mulai membangun aplikasi ini pada 2018. Pada awal 2019, kami mengajukan proposal kepada PT PGE, dan alhamdulillah sejak akhir 2019 bantuan dari PT PGE terus mengalir. Kami didukung oleh 50 driver. Sebagian dari mereka merupakan pekerja sambilan. Pada umumnya mereka bekerja di pabrik-pabrik konveksi yang ada di sekitar Kamojang,” ujar Hendri.

Pengelolaan sampah merupakan tambahan menu baru dalam aplikasi Rangers melalui menu Kumpulin.id. Proses pengelolaan sampah dimulai dengan mengumpulkan sampah dan Rangers akan mengangkutnya ke tempat penyetoran dan penimbangan sampah. Hasilnya akan dimasukkan ke dalam tabungan sampah yang bisa menjadi alat pembayaran di Rangers App.

Program pengelolaan sampah ini memberikan empat keuntungan sekaligus. Lingkungan rumah tangga dan desa yang bersih memberikan manfaat ekonomi karena sampah bisa berfungsi menjadi alat pembayaran, mencegah penyakit menular seperti DBD, dan Diare, yang bisa disebabkan oleh lingkungan yang kumuh, dan secara sosial program ini juga meningkatkan partisipasi anggota masyarakat, menumbuhkan kebersamaan dan kesadaran akan lingkungan yang bersih dan sehat.

Baca juga: Dana Pemda di Bank Tembus Rp 183 Triliun, Menkeu: Rekor Tertinggi dalam 4 Tahun Terakhir

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com