Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani: Ketimpangan Gender di Indonesia Masih Cukup Besar

Kompas.com - 21/04/2022, 18:37 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kestabilan ekonomi Indonesia ternyata tidak diiringi dengan pemberian kesempatan yang sama pada setiap warga negara.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, berdasarkan laporan World Economic Forum, Indonesia masih memiliki ketimpangan gender di tahun 2021. Berdasarkan laporan tersebut, Indonesia memiliki Gender Gap Index sebesar 0,688.

Apabila indeks tersebut besarannya 1 maka hak antara perempuan dan laki-laki di suatu negara seimbang. Dengan demikian, di Indonesia masih ada ketimpangan hak antar gender karena masih di bawah angka 1.

"Tentu kita masih memiliki pekerjaan rumah bagaimana kita bisa meningkatkan inklusivitas dengan memberikan dan memberdayakan perempuan, baik di bidang pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi, dan politik," ujarnya saat acara Seminar Virtual LPPI, Kamis (21/4/2022).

Baca juga: AS hingga Inggris Walkout dari Pertemuan G20, Sri Mulyani: Bukan Kejutan bagi Kami...

Kendati demikian, Gender Gap Index Indonesia masih sedikit lebih baik dibandingkan rata-rata Gender Gap Index dunia yang sebesar 0,677.

"Kalau lihat gender gap 0,677 artinya dibutuhkan 135 tahun untuk bisa mewujudkan kesetaraan gender di seluruh dunia," kata dia.

Dia melanjutkan, Indeks Pemberdayaan Gender dan Indeks Pembangunan Gender yang dihitung Badan Pusat Statistik (BPS) terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

"Untuk Indeks Pembangunan Gender 91,27 dan Indeks Pemberdayaan Gender 76,26 pada 2021. Semakin mendekati 100 maka kesenjangan semakin kecil," ucapnya.

Lalu bagaimana dengan peran perempuan di bidang pekerjaan?

Berdasarkan data Organisasi Buruh Internasional (ILO), pada 2019, perempuan Indonesia menduduki 30 persen posisi pekerjaan di tingkat manajer di sektor publik dan swasta.

Jika dibandingkan dengan negara ASEAN, Indonesia menempati posisi yang rendah. Bahkan lebih rendah dari negara Laos, Filipina, Brunei, Singapura, dan Thailand.

Namun demikian posisi Indonesia masih lebih tinggi dibandingkan Vietnam dan Malaysia.

"Kalau kita lihat di pemerintahan ada 6 menteri perempuan dari total 40 menteri atau 15 persen itu tentu lebih rendah dibandingkan indeks yang diukur oleh ILO sebesar 30 persen," ucapnya.

Sementara itu, berdasarkan laporan Oliver Wyman, hanya 18 persen perempuan Indonesia yang menempati tingkat komite eksekutif di lembaga keuangan. Angka ini lebih rendah dibandingkan rata-rata dunia.

Baca juga: Perempuan Ini Buktikan Bidang Teknologi Tidak Hanya Bisa DIkuasai Laki-Laki

Menurut dia, hal ini disebabkan oleh jumlah pekerja perempuan di sektor keuangan yang hanya 39,5 persen. Artinya, pekerja laki-laki mendominasi sektor ini.

Tidak hanya kalah jumlah, pekerja perempuan di sektor ini hanya 12 persen yang memiliki keahlian atau separuh dari pekerja laki-laki yang memiliki keahlian sebesar 28 persen.

Perempuan Indonesia juga mengalami tingkat inklusi keuangan yang lebih rendah dari laki-laki, yaitu 36 persen dan laki-laki mencapai 40 persen.

"Jadi dapat dikatakan bahwa memang Indeks Pembangunan Gender dan Indeks Pemberdayaan Gender di Indonesia yang terus membaik. Namun gender gap masih cukup besar, terutama pada tingkat kepemimpinan perempuan, baik di sektor swasta sektor publik, dan di sektor keuangan," tuturnya.

Baca juga: Enggak Melulu Mentok di Dapur, Ini Alasan Perempuan Harus Berpendidikan Tinggi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com