Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Prof. Dr. Sudarsono
Guru Besar Universitas Indonesia

Prof Dr Sudarsono, Koordinator riset klaster “economy, organization and society” FISIP UI.

Arena Pasar Jamu dan Transformasi Kemenkes

Kompas.com - 23/04/2022, 15:26 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kedua, soal standar mutu produk dan pengolahannya, serta jaminan keamanan medis. Kedua aspek keterlekatan moral ekonomi ini, terbentang luas pada seluruh rantai nilai (value chain), sejak budi daya bahan baku, sampai produk akhir fitomarmaka.

Kebutuhan kita adalah, bagaimana menjadikan jamu sebagai komoditas penting dalam ekonomi nasional, dan sekaligus menjamin keselamatan dan keamanan medis konsumen. Pilihannya tidak lain adalah bertumpu pada evidence based jamu medicine.

Kementerian Kesehatan berbasis jamu

Senyampang dengan minggirnya Kemenkes dari arena pasar jamu, tampaknya pembentukan Kementerian Kesehatan berbasis jamu (dan kedokteran integratif) justru menjadi kebutuhan yang sangat tinggi. Pertama, melalui kementerian baru inilah terbuka peluang untuk pengembangan body of knowledge paradigma kesehatan dan pengobatan berbasis jamu, berlandaskan kaidah evidence based jamu medicine.

Kedua, pada saat yang sama, Kemenkes yang telah menjadi tulang punggung layanan kesehatan selama ini, juga berpeluang untuk ditransformasi menjadi Kementerian Kesehatan berbasis kedokteran barat, yang paling modern dan canggih, termasuk dalam hal pencegahan dan pengendalian penyakit, serta kesehatan masyarakat. Arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru-baru ini untuk mewujudkan kemandirian alat kesehatan berteknologi mutakhir dan murah, tentu menjadi tantangan bagi kementerian berbasis kedokteran barat ini.

Ketiga, bila Kemenkes berbasis jamu (dan kedokteran integratif), diberikan tugas dan fungsi pembinaan, sejak budi daya bahan baku, sampai dengan produk akhir fitofarmaka, maka stabilisasi pasar jamu dan kestrad yang lain, dapat dilakukan secara terintegrasi, sehingga menjadi lebih efektif dan efisien.

Keempat, Kemenkes berbasis jamu (dan kedokteran integratif) itu juga dapat diperankan sebagai regulator dalam pembinaan dan pengelolaan keterlekatan moral ekonomi pasar jamu tipologi “pertukaran dibatasi”. Tujuannya adalah untuk memberikan perlindungan kepada konsumen.

Kelima, mungkin saja diperlukan adanya komite gabungan, termasuk komite etika riset dan komite etika pengobatan, untuk menjembatani kedua paradigma itu. Hal ini juga akan menguntungkan konsumen.

Akhirnya, keberadaan dua kementerian itu, selain akan mendorong dinamika ekonomi nasional, juga akan memperluas peluang yang sangat besar bagi tiap warga negara untuk memperoleh hak layanan kesehatan dan pengobatan yang berkualitas dan merata.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indofarma Hadapi Masalah Keuangan, Erick Thohir: Kalau Ada Penyelewengan Kami Bawa ke Kejagung

Indofarma Hadapi Masalah Keuangan, Erick Thohir: Kalau Ada Penyelewengan Kami Bawa ke Kejagung

Whats New
5 Tips Mengerjakan Psikotes Gambar Orang

5 Tips Mengerjakan Psikotes Gambar Orang

Work Smart
Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati Terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati Terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Whats New
IHSG Turun Tipis di Awal Sesi, Rupiah Dekati Level Rp 16.000

IHSG Turun Tipis di Awal Sesi, Rupiah Dekati Level Rp 16.000

Whats New
Berapa Denda Telat Bayar Listrik? Ini Daftarnya

Berapa Denda Telat Bayar Listrik? Ini Daftarnya

Whats New
Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 6 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 6 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Whats New
Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

Whats New
Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

Whats New
Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com