Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Dunia Naik Usai Uni Eropa Larang Impor Minyak Rusia

Kompas.com - 02/06/2022, 09:40 WIB
Yohana Artha Uly,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga minyak mentah dunia naik pada akhir perdagangan Rabu waktu Amerika Serikat (Kamis pagi), usai para pemimpin Uni Eropa secara resmi menyetujui larangan impor minyak Rusia secara bertahap. Di sisi lain, berakhirnya lockdown di Shanghai, China juga turut mengerek harga minyak dunia.

Mengutip CNBC, Kamis (2/6/2022), harga minyak mentah berjangka Brent naik 69 sen atau 0,6 persen menjadi ke level 116,29 dollar AS per barrel. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 59 sen atau 0,5 persen ke level 115,26 dollar AS per barrel.

Baca juga: Pergerakan Saham Bergejolak, Wall Street Berakhir Merah

Kedua patokan harga minyak mentah dunia terus naik selama beberapa minggu karena pengiriman Rusia dihambat oleh sanksi Uni Eropa dan AS, di saat yang bersamaan hanya India dan China yang membeli minyak dari Rusia, pengekspor minyak mentah dan bahan bakar terbesar di dunia.

Pada Senin lalu, para pemimpin Uni Eropa pada prinsipnya sepakat untuk memotong 90 persen impor minyak dari Rusia pada akhir tahun ini. Ini merupakan sanksi terberat blok itu sejak dimulainya invasi ke Ukraina, yang disebut Rusia sebagai 'operasi militer khusus'.

“Dampak dari sanksi yang diformalkan itu cukup signifikan. Jika mereka mencapai apa yang mereka inginkan, Rusia akan kehilangan sekitar 3 juta barrel (dalam ekspor harian) dan tidak semua itu dapat dialihkan, jadi itu cukup signifikan," kata Bill Farren-Price, Direktur Enverus di London.

Sanksi pada minyak mentah akan dilakukan bertahap dalam lebih dari 6 bulan dan pada produk olahan selama 8 bulan. Embargo tersebut membebaskan minyak melalui pipa Rusia sebagai konsesi ke Hongaria dan dua negara Eropa Tengah yang terkurung daratan lainnya.

Baca juga: Bitcoin Terjun Hampir 6 Persen, Cek Harga Kripto Hari Ini

Sementara itu di China, penguncian ketat akibat Covid-19 di Shanghai berakhir pada 1 Juni 2022 setelah dua bulan dilakukan. Kebijakan pelonggaran ini mendorong ekspektasi permintaan bahan bakar yang lebih kuat.

Pada Rabu kemarin, dua sumber dari OPEC+ mengatakan bahwa anggota tidak membahas gagasan untuk menangguhkan Rusia dari kesepakatan pasokan minyak saat ini, setelah Wall Street Journal melaporkan pada Selasa bahwa langkah seperti itu sedang dipertimbangkan.

OPEC+ merupakan Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia. Kelompok itu dijadwalkan bertemu pada Kamis untuk menetapkan kebijakan.

OPEC+ telah dikritik karena tidak meningkatkan produksi lebih cepat untuk menghadapi kenaikan harga bahan bakar, tetapi negara-negara Teluk mengatakan sebagian besar anggota kartel tidak memiliki kapasitas ekstra untuk meningkatkan produksi.

“Apakah kita benar-benar berpikir (Arab Saudi) akan menaikkan produksinya 1 juta barrel per hari? Dan jika mereka melakukannya, kapasitas cadangan global akan di bawah 2 juta barrel per hari,” kata Phil Flynn, Analis Price Futures.

Pada Rabu kemarin, komite teknis OPEC+ memangkas perkiraannya untuk surplus pasar minyak 2022 sekitar 500.000 barrel per hari menjadi 1,4 juta barrel per hari.

Sementara produksi minyak mentah AS naik pada Maret lebih dari 3 persen menjadi 11,65 juta barrel per hari, tertinggi sejak November 2021, menurut Badan Informasi Energi AS.

Baca juga: IHSG Bakal Menguat? Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com