Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Strategi Deliveree Tetap Bertahan Saat Banyak Startup Berjatuhan

Kompas.com - 24/06/2022, 20:45 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Deliveree sebagai salah satu startup di industri logistik Indonesia mampu bertahan di tengah memburuknya iklim bisnis startup di dunia.

Badai pemutusan hubungan kerja (PHK) masih membayangi startup-startup besar di dalam dan luar negeri. Bahkan tidak sedikit startup yang berjatuhan karena ketidakpastian global.

CEO Deliveree Group Tom Kim mengatakan, saat ini di pasar modal ventura sedang terjadi koreksi besar-besaran sehingga banyak startup yang berguguran karena tidak mendapatkan pendanaan.

Baca juga: Perusahaan Startup Ini Justru Tetap Rekrut Karyawan di Tengah Gelombang PHK

Oleh karenanya, agar bisa tetap bertahan di tengah permasalahan ini suatu perusahaan startup harus bisa membuktikan kepada calon investor bahwa perusahaannya mampu bertahan tanpa perlu membakar banyak uang.

Dia mengakui, sejak beroperasi tahun 2015 di Indonesia, Deliveree masih belum mendapatkan profit. Tapi masih tetap bisa bertahan tanpa perlu mem-PHK karyawannya sejak pandemi Covid-19 terjadi.

Lalu bagaimana perusahaan logistik yang sekarang beroperasi di 4 negara di Asia Tenggara ini dapat bertahan di tengah permasalahan yang melanda bisnis startup dunia?

Dia menjelaskan, meski belum mengantongi profit, Deliveree berupaya untuk tidak membakar uang pendanaan dari investor seperti perusahaan startup lainnya.

Baca juga: Netflix PHK Ratusan Karyawan, Ini Alasannya

Istilah 'bakar duit' yang kerap dilakukan perusahaan startup untuk menggaet banyak konsumen dapat berdampak buruk jika dilakukan terus-menerus dan tanpa perhitungan yang matang.

"Sekarang Deliveree belum mendapatkan profit. Kami sangat dekat dengan break event, tetapi kami tidak menghabiskan banyak uang," ujar Tom saat wawancara khusus dengan Kompas.com di kantornya, ditulis Jumat (24/6/2022).

Oleh karenanya, dana modal dari investor-investor yang sudah didapatkan harus dimanfaatkan sebaik mungkin agar modal ini dapat menghasilkan keuntungan ke depannya.

Dia menjelaskan, saat ini Deliveree menggunakan rasio 80:20 untuk komisi transaksinya di mana 80 persen komisi yang didapatkan dari tiap orderan diberikan ke kurir dan 20 persen untuk perusahaan.

Kemudian, jika sedang mengadakan promosi, maka dana yang digunakan untuk promosi diambil dari dana komisi 20 persen untuk perusahaan tadi.

Artinya, berbeda dengan startup lain, Deliveree menggunakan margin komisi untuk promosi bukan dengan 'bakar duit' dari modal yang diberikan investor.

"Kadang-kadang kalau sedang sangat kompetitif, marginnya bisa jadi hanya 5 persen," kata dia.

Dia menambahkan, pelanggan yang menggunakan Deliveree merupakan pelanggan dari perusahaan-perusahaan besar sehingga dapat dipertahankan dengan memberikan pelayanan yang berkualitas.

"Deliveree mampu mempertahankan margin yang sangat baik karena kita punya base customer yang sangat baik," jelasnya.

Baca juga: Tips Startup Hadapi Gelombang PHK dan Fenomena Bubble Burst ala AC Ventures

Strategi inilah yang membuat Deliveree mampu tetap bertahan setelah diterpa pandemi Covid-19 dan badai yang menimpa bisnis startup seperti saat ini.

Alih-alih mem-PHK karyawan, saat ini pihaknya justru terus melakukan perekrutan karyawan selama pandemi Covid-19.

"We are hiring like crazy. Sekarang sejak pandemi jumlah kita bertambah dua kali lipat karena kita selalu melakukan ekspansi," tukasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com