Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Akademisi

Platform publikasi karya akademik dari akademisi Universitas Atma Jaya Yogyakarta untuk khalayak luas demi Indonesia yang semakin maju.

Menilik Lahirnya Bibit Community Based Enterprise dari Situasi Bencana

Kompas.com - 26/06/2022, 15:18 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dengan demikian, masyarakat bisa merencanakan perubahan dan pembangunan berkelanjutan.

Ini dipraktikan oleh pemuka masyarakat desa Ombo yang berfokus pada membangun kultur diskusi di kalangan warga untuk bersama-sama mencari solusi dari permasalahan ekonomi pascabencana.

Partisipasi hanya dapat divalidasi dari 'action' atau tindakan yang artinya bahwa mengkomunikasikan suatu pembangunan di tengah komunitas adalah dengan melakukan aksi atau tindakan bersama-sama (Freire, 1972).

Pemuka masyarakat tidak akan bisa mengubah kesadaran warga desa Ombo, jika hanya dengan ajakan kosong.

Namun dengan membuka diskusi, memberikan contoh, dan ikut melaksanakan pertanian bersama dengan warga, maka semakin banyak warga yang kemudian ikut terlibat.

Ini kemudian menjadi catatan penting bahwa mendorong kemajuan di tengah masyarakat, akan bisa konsisten dan berkembang apabila masyarakat terlibat aktif.

Keterlibatan dimulai dari membangun pemahaman bersama (sense making), sampai pada melaksanakan program kerja di komunitas.

Mungkin ini yang disebut sebagai blessing in disguise, keterpurukan kondisi ekonomi pascabencana justru menghadirkan geliat untuk memetakan potensi wilayahnya dan menemukan solusi kreatif dari sana.

Sebagai hasil dari proses komunikasi yang dilakukan, Rahmat Tani kemudian menjadi wadah kegiatan pertanian warga dan menjadi bibit lahirnya community based enterprise di Desa Ombo, Donggala, Sulawesi Tengah.

Keberadaan wadah ini rupanya menarik sejumlah lembaga, baik pemerintah maupun NGO untuk ikut membatu pengembangan Rahmat Tani.

Berawal dari situasi bencana, melahirkan gagasan dari warga lokal yang dikembangkan bersama-sama, kini Desa Ombo telah memiliki jaringan yang dikelola secara mandiri demi kesejahteraan komunitas di sana.

*Caecilia Santi Praharsiwi, M.A, Dosen FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com