Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nadiem Minta Kampus Negeri Bentuk Dana Abadi, Ada Insentif Rp 455 Miliar pada 2022

Kompas.com - 27/06/2022, 12:10 WIB
Fika Nurul Ulya,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim meminta perguruan tinggi negeri badan hukum (PTNBH) membentuk dana abadi.

Nantinya kampus yang berhasil membentuk, meningkatkan, dan menggalang dana dari alumni dan sektor swasta sekaligus kerja sama internasional bakal mendapat insentif dari pemerintah.

Adapun dana kelolaan yang disediakan untuk insentif PTNBH mencapai Rp 7 triliun. Bunga dari Rp 7 triliun yang dikelola LPDP akan disalurkan kepada PTNBH sesuai kriteria tertentu setiap tahun.

"LPDP sudah menyiapkan dana abadi sebesar Rp 7 triliun yang akan disalurkan kepada PTNBH yang berhasil menggalang dana dari masyarakat. Jadi kita mendorong perguruan tinggi kita untuk membuat dana abadi sendiri," kata Nadiem dalam Webinar Merdeka Belajar, Senin (27/6/2022).

Baca juga: Awali Karier sebagai Bankir, Murniati Mukhlisin Kini Sukses Jadi Akademisi dan Pimpin Kampus

Berdasarkan proyeksi Kemendikbud, bunga dari prinsipal Rp 7 triliun pada tahun 2022 mencapai Rp 455 miliar. Kemudian pada tahun 2023 mencapai Rp 350 miliar, dan tahun 2024 tumbuh mencapai Rp 500 miliar.

Tingginya bunga pada tahun 2022 ini terjadi karena besaran bunga dan carry over anggaran pada tahun 2021.

"Bunga dari Rp 7 triliun setiap tahun akan disalurkan ke PTNBH yang berhasil meningkatkan dana abadinya masing-masing," jelas Nadiem.

Baca juga: Berapa Modal Awal Nadiem Makarim Mendirikan Gojek?

Diberi modal Rp 6 miliar

Untuk tahap awal pembangunan dana abadi, setiap PTNBH akan diberikan dana awal Rp 6 miliar. Dana ini merupakan dana alokasi dasar tanpa perlu performa kinerja perguruan tinggi.

Jika perguruan tinggi mampu meningkatkan dana kelolaan dari modal awal Rp 6 miliar, Kemendikbud akan memberikan insentif dari bunga Rp 7 triliun yang dikelola LPDP.

Bunga akan diberikan sesuai dengan seberapa besar peningkatan dana abadi yang dikelola dari tahun lalu dan tahun berjalan. Kemudian, seberapa besar imbal hasil (return) yang didapat perguruan tinggi.

Nadiem bilang, besaran insentif juga akan berdasarkan jumlah dan jurusan mahasiswa yang terdaftar di PTNBH tersebut.

"Bukan cuma mahasiswa, tapi mahasiswanya di bidang mana. Misalnya humaniora dibandingkan science. Kita tahu cost (biaya) kira-kira sains per mahasiswa 1,5 kali lipat, karena infrastruktur yang dibutuhkan dan lain-lain. Itu menjadi konsiderasi (besaran) insentif)," ungkap Nadiem.

Baca juga: Kisah Sukses Susu Mbok Darmi, dari Kantin Kampus Jadi 36 Outlet dan Punya 130 Karyawan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com