Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendag Zulhas: 3 Minggu Saya Menjabat, Harga Bahan Pokok Alami Tren Penurunan

Kompas.com - 06/07/2022, 15:30 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Mendag Zulhas) mengarakan, di tiga minggu ia menjabat menggantikan Muhammad Lutfi, harga bahan pokok mengalami tren penurunan.

Mendag Zulhas mengatakan, meskipun mengalami penurunan, namun harga memang cenderung masih tinggi.

“Saya sudah 3 minggu (menjadi menteri perdagangan). Tapi tren-nya (harga bahan pokok) sudah turun, sehingga mendekati Idul Adha besok, harga–harga meskipun naik, tapi harapannya enggak banyak,” kata Zulhas di Jakarta, Rabu (6/7/2022).

Baca juga: Mendag Zulhas: Minyakita Sudah Ada Izin Edarnya, Siapa Saja Bisa Beli

Zulhas mengatakan, sejak menjabat sebagai Menteri Perdagangan, dirinya cukup sering mengunjungi pasar untu mengecek harga kebutuhan pokok. Dalam kunjungannya ke pasa Kramat Jati, Zulhas mengatakan bahwa harga daging sapi sudah mulai turun, namun memang tidak signifikan.

“Saya sudah ke pasar kemarin pagi, saat pertama kalinya saya jadi menteri, daging sapi itu harganya Rp 150.000 per kg, kemarin di Pasar Keramat Jati, sudah Rp 130.000 per kg, berarti turun harganya tapi masih tinggi,” jelas Zulhas.

Baca juga: Kemendag Mulai Pasarkan 5.000 Liter Minyakita Rp 14.000 Per Liter Hari Ini

Harga cabai turun tipis

Sementara itu, di pasar Cibubur, harga telur juga mengalami penurunan menjadi Rp 27.000 per kg, dibangingkan tiga minggu lalu seharga Rp 30.000 per kg. Zulhas juga mengatakan, berdasarkan pantauannya, harga ayam mulai naik dari Rp 35.000 per kg menjadi Rp 45.500 per kg.

Untuk harga beras dan gula masih stabil. Sementara harga cabai mengalami penurunan tipis. Cabai rawit tiga minggu lalu dibandrol seharga Rp 130.000 per kg, dan cabai keriting Rp 100.000 per kg. Saat ini, harga cabai rawit Rp 110.000 per kg atau turun, dan cabai kriting Rp 100.000 per kg atau stabil.

Baca juga: Harga Bahan Pokok Perbatasan Melonjak Diduga akibat Monopoli, Masyarakat Dayak Lundayeh Blokade Pintu Indonesia-Malaysia

Zulhas menjelaskan, saat ini Kementerian Pertanian tengah mengembangan tanaman cabai hidroponik melalui skema KUR. Adapun dana KUR untuk pengembangan cabai hidroponik Rp 76 triliun di tahun ini, dan di tahun depan diperkirakan Rp 90 triliun.

“Jadi kalau cabai sistemnya hidroponik, karena tidak ada musim, dan kapan saja bisa. Saya kemarin menemui tamu dari AS, Canada, dan Autralia, mereka mengatakan pada musim tertentu, panen cabai itu bisa gagal, dan pas hari ini memang cabai musimnya lagi sulit. Jadi enggak apa – apa harga naik sedikit, dibar petaninya dapat harga bagus,” tegas Zulhas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com