JAKARTA, KOMPAS.com - PT Fortune Indonesia Tbk (FORU) mencatatkan laba neto tahun berjalan (net income) perusahaan sebesar Rp 1,50 miliar pada tahun buku 2021. Angka ini melonjak dari rugi neto Rp 24,45 miliar di tahun sebelumnya.
Keuntungan tersebut disokong oleh pendapatan perusahaan yang mencapai Rp 47,06 miliar sepanjang tahun lalu. Angka ini meningkat 11,08 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Chief Executive Officer FORU Ratna Puspitasari mengatakan, capaian positif perseroan didapatkan dari langkah efisiensi dan peningkatan kinerja usaha yang dilakukan dalam beberapa tahun terakhir.
Perbaikan kinerja keuangan FORU juga diperlihatkan dari makin ringannya liabilitas total perusahaan. Liabilitas FORU pada 2021 tercatat Rp 6,13 miliar. Angka tersebut turun tajam dari Rp 9,6 miliar di 2020 dan Rp 26,545 miliar pada 2019.
Baca juga: Daftar 20 Wanita Paling Berpengaruh di Indonesia Versi Fortune
Ia bilang, secara umum perseroan telah mencapai target kinerja yang telah ditetapkan di tengah situasi ekonomi yang belum sepenuhnya kondusif.
“Tahun 2021 adalah tahun turning-back bagi kita semua. Walaupun kondisi perekonomian mulai menunjukkan pemulihan dan masyarakat sudah mulai dapat beradaptasi dengan baik di tengah masa pandemi. Proses talent upgrade dan penjualan produk yang menjadi progressive solution bagi klien memperlihatkan hasil yang cukup memuaskan,” kata dia dalam keterangan resmi dikutip Kompas.com, Senin (18/7/2022).
Baca juga: Profil Wilmar: Produsen Sania dan Fortune, Punya Kebun Sawit Terluas
Ratna menuturkan, FORU menaruh fokus besar atas pengembangan kompetensi sumber daya manusia (SDM) di beberapa tahun terakhir. Menurut dia, dalam industri kreatif, kompetensi dan kreativitias selalu menjadi ujung tombak kinerja Perseroan.
Oleh karena itu, seiring dengan kemajuan di bidang digital yang mendorong model bisnis klien dari berbagai industri menjadi lebih dinamis, FORU perlu memastikan model usahanya bisa mengimbangi dinamika bisnis klien.
"Ekosistem dunia usaha yang makin dinamis membuat agency mau tidak mau harus selalu menjadi pionir. Seluruh SDM perseroan akan terus berkembang dan mengikuti perkembangan konsumen di zaman now ini," ungkap dia.