Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Malang Nauru, Dulu Negara Makmur, Kini Jatuh Miskin

Kompas.com - 24/07/2022, 10:21 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Penahkah mendengar Nauru? Negara pulau ini bisa dikatakan masih terdengar sangat asing bagi telinga banyak orang di Indonesia.

Ini wajar, karena negara pulau ini sangat kecil dan hampir tak memiliki peran signifikan dalam dunia internasional. Belum lagi, letaknya yang terpencil di tengah Samudera Pasifik.

Padahal jika menilik ke belakang, tepatnya pada era tahun 1980-an, Nauru adalah satu negara paling makmur di dunia.

Negara bekas koloni Inggris ini tercatat pernah jadi salah satu negara dengan pendapatan per kapita tertinggi di dunia, sehingga sempat membuat iri banyak negara-negara tetangganya di Pasifik.

Baca juga: Mengenal Jenis-jenis SPBU Pertamina: Merah, Biru, dan Hijau

Namun dalam beberapa tahun kemudian, statusnya melorot menjadi salah satu negara paling miskin di dunia.

Dilansir dari The Guardian, Minggu (24/7/2022), negara dengan luas pulau utama hanya 21 kilometer persegi ini merupakan satu di antara negara kepulauan terkecil di Pasifik dengan populasi penduduk tak sampai 10.000 orang.

Bekas koloni Inggris ini dulunya adalah negara penghasil fosfat terbesar dunia. Bukan sembarang fosfat, namun fosfat yang bermutu sangat tinggi yang terbentuk dari endapan kotoran burung selama berabad-abad.

Fosfat sendiri merupakan bahan baku pupuk. Setelah merdeka dari Inggris tahun 1968, tambang fosfat bergitu marak di Nauru, puncak produksinya terjadi pada era tahun 1980-an.

Baca juga: Sisi Kelam Ukraina: Bisnis Surogasi Rahim atau Pabrik Bayi

Eksploitasi fosfat

Permintaan fosfat dunia yang mengalami kenaikan pesat untuk kebutuhan penyubur tanah memicu eksploitasi besar-besaran fosfat di Nauru.

Kebutuhan pangan memang meningkat drastis beberapa tahun pasca-Perang Dunia II karena bertambahnya populasi, sehingga mendorong naiknya permintaan fosfat.

Di sisi lain, cadangan fosfat di tambang-tambang di Australia dan Selandia Baru terus menipis. Ini membuat pasokan fosfat beralih ke Nauru.

Pada tahun 1963 hingga tahun 1970, banyak penduduknya dipaksa pindah karena meningkatnya pembukaan tambang fosfat. Keuntungan yang diterima pemerintah Nauru sangatlah besar.

Baca juga: Mengapa Israel Begitu Kaya Raya?

Dari penjualan fosfat di tahun 1980 saja, negara itu mendapatkan pemasukan paling sedikit 123 juta dollar AS. Pemasukan itu belum termasuk penerimaan dari pajak dan royalti.

Dengan penduduk yang hanya sekitar 10.000, membuatnya sempat nangkring di posisi teratas negara dengan pendapatan per kapita tertinggi di dunia, mencapai 27.000 dollar AS per tahun.

Pendapatan per kapita Nauru ini jauh di atas AS, negara super power yang di tahun 1980 memiliki pendapatan per kapita sebesar 12.500 dollar AS.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com